Menurutnya, saat ini CCTV tersebut tengah disinkronisasi agar dapat memberikan gambaran kasus itu secara utuh dan komprehensif.
“Penyidik memperoleh dari beberapa sumber, ada beberapa hal yang harus disinkronisasi-sinkronisasi, kaliberasi waktu,” tuturnya.
“Jadi bukan berdasarkan apa maunya penyidik, tapi berdasarkan data daripada CCTV itu sendiri,” tambahnya.
Sebelumnya, Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto mengatakan decoder CCTV di rumah Irjen Ferdy Sambo yang rusak sehingga tak ada gambar yang terambil saat peristiwa penembakan dua polisi tersebut.
“(CCTV) yang ada di rumah itu, decoder-nya (yang rusak), saya belum menghitung (jumlah CCTV tak berfungsi),” kata Budhi kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (12/7/2022).
Polisi mengklaim penembakan itu berawal dari dugaan pelecehan yang dilakukan Brigadir J terhadap istri Sambo.
Polisi mengatakan Brigadir J mengeluarkan total tujuh tembakan, yang kemudian dibalas lima kali oleh Bharada E. Tidak ada peluru yang mengenai Bharada E. Sementara tembakan Bharada E mengenai Brigadir J hingga tewas.