Jokowi : Perubahan Dunia Sulit Diprediksi, Gubernur Sulteng : Sulteng Siap Soal Pangan

  • Whatsapp
banner 728x90

JAKARTA – Di depan pejabat negara kementerian, kepala lembaga, kepala daerah, Pangdam dan Kapolda se Indonesia Presiden Joko Widodo mengingatkan saat ini dunia dilanda ketidapastian dan sulit diprediksi. Pernyataan presiden ini sudah sekian kali, terakhir 29 September 2022 di Jakarta Convention Center Jakarta.

‘’Tiap hari kita mendengar mengenai krisis pangan. Bayangkan, 345 juta orang di 82 negara menderita kekurangan pangan akut dan ini yang betul-betul mengenaskan. 19.700 orang setiap hari meninggal karena kelaparan,” sebut Jokowi.

Menurut Presiden, Indonesia patut bersyukur karena mendapatkan sertifikat pengakuan, memiliki sistem ketahanan pangan yang baik dari International Rice Research Institute yang juga didampingi oleh FAO. ‘’Jangan senang dulu karena di dunia penuh dengan ketidakpastian krisis pangan, krisis energi dan kita baru saja menyesuaikan harga BBM. Tapi jika dibandingkan dengan negara-negara lain harga sampai sampai 30.000, gas bahkan bisa naik sampai 500%.

“Kalau kita baca, baik di media sosial dan media cetak mengenai resesi global, kita tidak tahu badai besarnya seperti apa, apalagi urusan perang di Ukraina lebih sulit lagi dihitung kapan selesainya,” ujar Presiden.

Menurut Presiden, Imbas terbesar adalah inflasi kenaikan barang dan jasa semua. oleh sebab itu kita harus kompak, harus bersatu dari pusat, provinsi, kabupaten, kota sampai ke bawah dan semua kementerian lembaga.

“Saya senang Bank sentral kita BI dan kementerian keuangan, Kemenko semua berjalan beriringan. yang kita takuti sekarang ini adalah inflasi dari pangan bahan makanan dan menjadi kontributor terbesar inflasi,” sebut Presiden.

Untuk itu, Presiden menyatakan bangsa Indonesia harus hati-hati untuk urusan pangan, urusan tomat, urusan tahu, urusan mie instan urusan tempe dan beras. “Hati-hati barang-barang ini, tolong dilihat betul, cek harian. cabai merah kenapa harganya tinggi, karena produksinya kurang. Untuk itu tugas saudara-saudara bagaimana mengajak para petani untuk menanam barang-barang tersebut,” tegas Presiden.

SULTENG BERSIAP

Terpisah, Gubernur Sulawesi Tengah Rusdy Mastura bersama sejumlah bupati di wilayahnya mengingatkan untuk segera menjawab arahan presiden. Sulteng sebagai salah satu lima provinsi penyangga pangan mesti sukses. ‘’Siapkan lahan – lahan tidur dan buka. Kita sudah bertekad tidak ada lahan tidur, yang ada manusia tidur di lahan karena mengarap. Berikan kelompok tani, koperasi dan kelompok swadaya lain mengerjakan. Ajak kolaborasi. Ajak sinergi. Ya saya minta arahan Bapak presiden tadi kita semua bisa menjawab di daerah masing – masing. Saya selalu monitor ya Pak bupati dan Bu bupati,’’ tutur gubernur depan Bupati Poso Verna Inkiriwang dan Bupati Banggai Amir Tamureka dan bupati lainnya.

Gubernur meminta seluruh sektor publik mulai diperhatikan oleh kepala OPD. Utamanya menjaga daya beli produk lokal, menjaga inflasi dan ketahanan pangan. ‘’Kita akan breakdown hasil pertemuan dengan presiden di Palu. Kita rumuskan tindakan cepat, tepat,’’ tekan Cudy. ***

DISEBARKAN RESMI : Tenaga Ahli Gubernur Bidang Komunikasi Publik

Berita terkait