Jakarta,- Harga batu bara kontrak April di pasar ICE Newcastle ditutup di posisi US$ 182,8 per ton. Harganya menguat 2,12%, Pada perdagangan Rabu (22/3/2023).
Harga tersebut adalah yang tertinggi sejak 14 Maret 2023 atau lebih dari sepekan terakhir. Penguatan kemarin juga memperpanjang tren positif pasir hitam yang menguat sejak Selasa pekan ini.
Dalam dua hari terakhir, harga batu bara sudah terbang 5,02%. Kondisi ini berbanding terbalik dengan enam hari sebelumnya di mana harga batu bara ambruk 9,8%.
Kembali melonjaknya harga batu bara dibantu kabar baik dari India. Permintaan batu bara Negara Sungai Gangga tersebut diperkirakan melonjak pada bulan-bulan mendatang untuk persiapan musim panas April-Juni tahun ini.
Aktivitas bongkar muat di pelabuhan India juga sudah meningkat tajam.
Data pemerintah India menunjukkan, lalu lintas kargo di pelabuhan-pelabuhan utama India pada April 2022-February 2023 atau 11 bulan tahun fiskal 2022/2023 meningkat 9,4% dengan total volume menembus 711 juta ton.
Pengiriman dari luar negeri naik 10,2% menjadi 546,88 juta ton pada April 2022-Februari 2023.
Lonjakan besar ada pada batu bara yang melesat 89%. Lonjakan bongkar muat batu bara disebabkan oleh kenaikan permintaan dari industri listrik serta industri baja.
Bongkar muat batu bara diperkirakan akan melonjak pada bulan-bulan mendatang, terutama mendekati puncak musim panas pada April.
Kebutuhan listrik selama April 2023 diperkirakan mencapai 229 giga watt (GW) di mana puncaknya akan terjadi pada 10 April 2023.
Kementerian Listrik India diperkirakan akan mengamankan kapasitas listrik sebesar 1.500 megawatt (MW) dari pembangkit batu bara yang bersumber dari batu bara impor.
Sementara itu, BUMN produsen batu bara India Coal india (CIL) akan menyuplai 156 juta ton batu bara pada April-Juni tahun ini.
CIL memasok batu bara sebanyak 153,2 juta ton pada April-Juni 2022, melonjak 20% dibandingkan tahun sebelumnya.
Sebagai catatan, India diterjang krisis listrik pada musim panas tahun lalu karena lonjakan penggunaan listrik untuk pendingin. Pasokan batu bara di pembangkit India bahkan sampai pada tahap krisis.
Untuk menghindari persoalan serupa, India sudah meningkatkan produksi batu bara serta meminta produsen mengimpor batu bara secepatnya.
Kabar positif lain yang seharusnya menopang batu bara datang dari China. S&P Global memperkirakan produksi baja Tiongkok diperkirakan akan meningkat.
“Produksi baja China diperkirakan akan meningkat hingga akhir Maret sejalan dengan kenaikan permintaan musiman,” tulis S&P dalam laporannyaMarket Movers Asia.
Kenaikan aktivitas baja China akan menguntungkan batu bara kokas karena menjadi salah satu bahan materialnya.
China adalah konsumen terbesar batu bara di dunia. Membaiknya permintaan dari China akan mendongkrak harga pasir hitam. ***
Editor/Sumber: Riky/CNBC Indonesia