PALU,- Menjelang puasa ramadan 1444 hijriyah Kota Palu dikejutkan dengan datangnya beberapa orang yang mengaku nabi, utusan Tuhan untuk mempersiapkan hari kiamat. Mereka berada di sekitar jalan trans Sulawesi tepatnya di wilayah Kebun Kopi – sekitaran lokasi Uventira, lokasi yang selama ini dipercaya lokasi gaib.
Beberapa orang ini sudah didatangi tokoh adat, agama dan disaksikan warga serta Babinkamtibmas. Pihak intelkam Polda sudah dilapori kegiatan yang meresahkan tersebut.
Pria yang membawa ajaran sesat diusir dari Uwentira, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, kini dikabarkan menetap sementara di Kelurahan Watusampu, Kecamatan Ulujadi, Kota Palu.
“Saat ini, pria itu dan jemaahnya sudah tidak berada di Uwentira, namun mereka sudah menuju ke arah Watusampu untuk menemui tiga rekan seajarannya,” jelas Iptu Syarif kepada TribunPalu.com, Rabu (15/3/2023).
Ia juga menambahkan bahwa pria asal Medan, Sumatera Utara tersebut meninggalkan musala Uwentira setelah ditemui warga dengan pengawalan Bhabinkamtibmas.
Hal tersebut mencuat karena warga yang pergi beribadah di tempat itu merasa resah karena selalu bertemu dengan sejumlah orang yang mengaku nabi itu.
Kata Syarif, ada satu orang yang mengaku sebagai nabi dan empat lainnya mengaku sebagai pengikut.
“Kami sudah mediasi bersama kades, tokoh adat, tokoh agama dan puluhan warga, kesepakatan mengusir mereka dari situ, katanya sudah 10 hari disitu,” kata Iptu Syarif.
Diketahui, ada pria mengaku nabi itu bersama dua rekannya berasal dari Medan, satu pengikutnya dari Bitung dan satu lagi dari Batam.
“Saat ditanyakan nama, mereka tidak mau menyebutkan,” ucap Iptu Syarif.
Dalam proses mediasi, seorang yang mengaku nabi itu menjelaskan bahwa mereka meyakini ada wali atau utusan (orang tak berdosa) dari Allah SWT, diminta mempersiapkan kiamat yang sudah dekat dengan wajib berikan tumbal.
Olehnya, Syarif mengimbau agar warga yang bertemu orang seperti itu tidak terjerumus atau melenceng dari ajaran agama.
Syarif juga menyatakan, pihaknya saat ini sudah melaporkan ke Intel Polda Sulteng untuk selanjutnya tindak lanjut oleh Depag agar bisa dilakukan pembinaan.
Diketahui, mediasi itu berlangsung pada Selasa (14/3/2023) kemarin sekitar pukul 16.00 Wita tanpa ada sentuhan fisik. ***
editor: rizki renaldi