DKI Jakarta Masih Kekurangan Stasiun Pemantau Kualitas Udara

  • Whatsapp
Foto: Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono melaksanakan pengecekan Stasiun Pemantauan Kualitas Udara di GOR Ciracas, Jakarta Timur, Jumat (26/1/2024). (Brigitta Belia Permata Sari/detikcom)

Jakarta,- Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono mengatakan, jumlah stasiun pemantau kualitas udara (SPKU) di wilayah DKI Jakarta masih kurang. Hingga 2023, tercatat baru ada 13 SPKU yang dibangun di Ibu Kota.

“Sebelumnya sampai 2011 itu baru ada lima buah. Sekali lagi sampai 2011 baru ada lima titik,” ujar Heru Budi Hartono di SPKU GOR Ciracas, Jakarta Timur, Jumat (26/1/2024).

Heru mengklaim kualitas udara di wilayah Ciracas dan sekitarnya cukup baik. “Contoh misalnya PM 2,5 tadi itu 41, standarnya itu 55. Kita di bawah. Terus untuk PM 10 standarnya 75, tadi 47,” kata Heru.

Heru Budi pun mengatakan DKI Jakarta masih kekurangan stasiun pemantau kualitas udara (SPKU). Tercatat baru ada 13 SPKU yang terbangun hingga 2023 lalu.

“Sebelumnya sampai 2011 itu baru ada lima buah. Sekali lagi sampai 2011 baru ada lima titik,” kata Heru.

Kemudian SPKU di Jakarta baru ditambah kembali pada 2023 sebanyak sembilan unit. Jumlah ini, kata Heru belum menyentuh jumlah ideal SPKU di wilayah Ibu Kota.

“Melalui program Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Asisten Pembangunan DKI Jakarta, penambahan di 2023 ada sembilan buah, dan nanti penambahan di 2024 ada empat buah,” ungkapnya.

Berita terkait