Joyce Rumbayan, pekerja migran Indonesia asal Manado yang sudah bekerja di Malaysia selama 16 tahun, mengaku semangat mencoblos untuk mendapat pemimpin Indonesia yang baru.
Ia berharap presiden dan wakil presiden terpilih nanti bisa memimpin Indonesia semakin baik, serta bisa memajukan pekerja-pekerja migran seperti dirinya di Kuala Lumpur.
Terutama, katanya, dapat membantu untuk masalah kesehatan bagi pekerja migran mengingat selama ini mereka sulit mendapat akses kesehatan dari pemerintah.
Joyce datang ke WTC untuk menyalurkan hak suara bersama rekan-rekannya dari Manado. Ia mulai mengantre di bagian luar gedung pusat perdagangan dunia di Kuala Lumpur itu pada pukul 08.30 waktu Malaysia (MYT).
Sementara itu, Kusmiasih Kaswih (84 tahun) asal Bandung, Jawa Barat, yang datang ditemani anaknya untuk menyalurkan suara mengaku lega.
Kusmiasih datang ke TPS dengan menggunakan kursi roda. Menurut anaknya yang sudah tinggal dan bekerja 24 tahun di Malaysia, sudah sejak Sabtu (10/2) malam sang ibu gelisah ingin segera menyalurkan suara pada Pemilu 2024.
Antrean pemilih Daftar Pemilih Tetap (DPT) Kuala Lumpur sudah terlihat lumayan panjang sekitar pukul 08.30. Beberapa warga lansia dan disabilitas mendapat prioritas dari Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) melalui jalur-jalur cepat.
Keriuhan sempat terjadi kala sekitar pukul 10.50 sejumlah kelompok WNI dari dua pendukung calon presiden dan wakil presiden saling mengeluarkan yel-yel sambil mengangkat jari sesuai nomor urut calon yang didukungnya.
Aksi itu terjadi di luar gedung WTC.