Semula kawanan kera hitam macaca atau yang dikenal juga monyet boti menghuni area hutan di Dusun Tabo, Desa Labota, Bahodopi, Morowali. Yusry menjelaskan, interaksi macaca dengan manusia yang tinggal berdekatan dengan lokasi tersebut dinilai dapat menimbulkan konflik, sehingga akan menyebabkan gangguan bagi permukiman, utamanya bagi ekosistem macaca.
BKSDA Sulteng kemudian melakukan langkah penanganan bekerja sama dengan Departemen Environmental PT IMIP, mencakup tiga hal, yaitu penangkapan satwa (handeling), penyelamatan (resque), dan pelepasliaran (release).
“Dalam masa persiapan operasi pelepasliaran, kami mengecek dan observasi empat calon lokasi. Lalu dipilih TWA Tokobae sebagai lokasi pelepasliaran,” kata Yusry.
TWA Tokobae merupakan sebuah pulau dengan hutan seluas 891,18 hektare. Lokasinya berjarak sekitar 170 kilometer dari Desa Labota dan menyeberangi Teluk Tomori. Dibuka sejak tahun 1989, TWA Tokobae jauh lebih ideal sebagai habitat bagi macaca.
Kepala BKSDA Sulteng Mulyadi mengatakan, populasi hewan macaca di seluruh dunia berjumlah 3.000-an ekor. Sebanyak 23 spesies di antaranya terdapat di Indonesia.
“Ada 7 jenis spesies di antaranya menyebar di Pulau Sulawesi bagian utara, selatan, dan tenggara,” jelasnya.