Dalam area TWA Tokobae sendiri juga dihuni oleh kawanan Macaca Tonkeana dan Macaca Ochreata.
Sebelumnya, tim BKSDA menangkap puluhan macaca yang berkeliaran di sekitar permukiman warga sejak tahun 2023 menggunakan kandang jebak tradisional dan modifikasi. Khusus alat perangkap boti di hutan Tabo, tim BKSDA membuat kandang jebak dari besi berukuran panjang sekitar 8 meter dan tinggi 1,5 meter dengan empat ruang untuk ditempati beberapa ekor boti. Umpan makanan bagi boti juga ditebar di sekitar area perangkap, misalnya berupa buah pisang.
Dalam kesempatan yang sama, tim BKSDA juga melepasliarkan tiga ekor burung elang bondol (Haliastur indus). Mulyadi mengatakan keberhasilan pelepasliaran ini berkat peran serta PT IMIP dan komunitas pecinta lingkungan Morowali, dan warga sekitar Kolonodale dan TWA Tokobae.
Setelah dievakuasi di TWA Tokobae, tim BKSDA Sulteng akan terus memantau perkembangan keberlangsungan hidup kera hitam sulawesi ini. Selain itu, empat ekor kera lain yang masih menghuni Hutan Tabo akan dipindahkan pula di lain waktu. ***