Dari catatan BMKG, menurut Daryono, gempa di Sesar Garsela juga pernah terjadi pada 6 November 2016 Magnitudo 4,3. Kemudian pada 18 Juli 2017 dengan Magnitudo 3,7.
“Rata-rata gempa yang terjadi di Sesar Garsela, berdasarkan catatan kami, tidak lebih dari Magnitudo 5.5 dan karakteristiknya gempa dangkal,” ucapnya.
Gempa dangkal dengan kedalaman kurang dari 10 Km menyebabkan energi yang terpancar dari episenter (pusat gempa) sampai ke permukaan masih utuh. Sehingga dampak gempa pun semakin besar.
Menurut Daryono, Sesar Garsela hanya istilah untuk melihat sebaran gempa di daerah tersebut. Zona Garsela merupakan kawasan sumber gempa yang paling aktif di wilayah Jawa Barat.
BMKG mencatat wilayah tersebut sering terjadi gempa, namun demikian hanya beberapa kali tercatat gempa dengan kekuatan yang merusak. “Satu hal yang harus diwujudkan di Zona Garsela adalah pentingnya membangun bangunan yang tahan gempa,” ujarnya. ***
Sumber: rri.co.id