Selain itu ada beberapa hal yang ikut disorot dalam pertemuan untuk didalami yakni terkait registrasi, transaksi, restriksi produk dan konsistensi produk ekspor ke Mesir. ‘’Semoga kunjungan ini tidak hanya menjalin silaturahmi tapi menghasilkan langkah-langkah konkrit untuk kemajuan bersama,” harapnya.
Sementara Lutfi menuturkan hubungan dagang antara Indonesia dan Mesir selama ini terjalin dengan sangat baik. Menurutnya ada dua faktor yang mempengaruhi hubungan ‘mesra’ kedua negara dalam berbagai hal.
Pertama karena Mesir adalah negara di benua Afrika yang langsung mengakui kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia usai diproklamirkan Soekarno Hatta. Kedua, mayoritas penduduk Indonesia dan Mesir memeluk agama Islam.
“Pedagang Mesir merasa nyaman berdagang dengan Indonesia karena kedekatan historis dan keyakinan (mayoritas penduduk) yang sama,” bebernya. Diakuinya bahwa volume perdagangan Indonesia ke Mesir kian meningkat terutama sejak masa pandemi. Biji kopi robusta tambahnya adalah komoditi yang paling laris manis dan sangat diminati sedangkan Indonesia banyak mengimpor kurma dari Mesir.
Pertemuan ini diharapnya menjadi momentum penguatan kerjasama ekonomi kedua negara termasuk mewujudkan Free Trade Agreement (FTA)/Perjanjian Perdagangan Bebas yang menguntungkan kedua negara muslim terbesar di dunia.
Hadir dalam pertemuan, perwakilan OPD dan instansi vertikal, Kamar Dagang dan Industri (KADIN), Asosiasi Tours & Travel Indonesia (ASITA) dan pelaku usaha. ***
disebarluaskan : setdaprov/biro adpim