Tujuannya untuk mengumpulkan informasi intelijen, dan operasi ini dijuluki “Salt Typhoon”. Pada awal tahun ini, AS berhasil menghentikan operasi peretasan besar oleh kelompok peretas Tiongkok, yang diberi nama “Flax Typhoon”.
Insiden tersebut terjadi beberapa bulan setelah AS menuduh Tiongkok melakukan kampanye spionase siber besar-besaran yang disebut “Volt Typhoon”. Kementerian Luar Negeri Tiongkok menolak tuduhan mengenai kampanye Volt Typhoon.
Mereka menyatakan bukti yang ditemukan oleh badan keamanan siber Tiongkok menunjukkan kampanye tersebut sebenarnya diatur oleh organisasi ransomware internasional. Insiden ini memperburuk ketegangan antara AS dan Tiongkok terkait isu keamanan siber, yang terus menjadi sorotan global.
Beijing menegaskan perlunya kerja sama dan dialog untuk menghadapi tantangan keamanan siber. Sementara kasus ini menyoroti risiko yang semakin besar terhadap keamanan sistem komunikasi di Amerika Serikat. ***
Sumber: rri.co.id