Palu,– Yayasan Inisiatif Perubahan Akses menuju Sehat (IPAS) Indonesia meluncurkan program Climate Emergency, Reproductive Rights and Health (CERAH), yang berfokus pada dua isu penting yakni kesehatan reproduksi dan krisis iklim. Tak hanya itu, kondisi tersebut menyebabkan naiknya kasus Kekerasan Berbasis Gender dan Seksual (KBGS).
“Program ini akan dilakukan di tiga kabupaten di Sulawesi Tengah, yakni Sigi, Donggala dan Parigi Moutong dari 2024 hingga 2026,” kata Direktur Eksekutif Yayasan IPAS Indonesia Marcia Soumokil di Palu, Rabu.
Untuk meningkatkan ketangguhan sistem layanan kesehatan termasuk penanganan kasus KBGS, Yayasan IPAS Indonesia meluncurkan program CERAH (Climate Emergency, Reproductive Rights and Health/ Krisis Iklim, Hak Kesehatan dan Reproduksi).
Program ini akan dilakukan di tiga kabupaten di Sulawesi Tengah, yakni Sigi, Donggala dan Parigi Moutong dari 2024 hingga 2026.
Direktur Eksekutif Yayasan IPAS Indonesia dr. Marcia Soumokil mengatakan ketangguhan sistem layanan kesehatan sangat mendesak di tengah krisis iklim yang terus berlangsung.
Ia menegaskan dalam situasi bencana akibat krisis iklim, akses kesehatan reproduksi, terutama untuk perempuan dan remaja perempuan serta layanan kesehatan bagi korban dan penyintas KBGS perlu menjadi prioritas.
“Kami berharap, program CERAH ini bisa menjadi program percontohan bagi daerahdaerah di Indonesia dalam meningkatkan ketangguhan sistem layanan kesehatan primer baik dalam situasi bencana maupun non-bencana,” ujar dr. Marcia saat peluncuran program CERAH di Palu, Rabu (6/11/2024).