Menurut Irwan, dirinya memang tidak sempat hadir diarena Musprov dan hanya mewakilkan kepada Sekretaris IPSI, namun informasi yang ia terima kagiatan tersebut tertunda hanya karena ada penolakan dari beberapa Penprov cabor dan KONI Kabupaten/kota.
Perlu dipahami bahwa bicara olahraga maka didalamnya ada jiwa dan sifat kesatria, yang mengandung nilai kekeluargaan, persahabatan, keharmonisan dan kehangatan sekalipun kita berkompetisi dalam arena pertandingan tetapi selesai berkompetisi kita tidak saling menghantam mencaci dan memaki karena kita menjunjung nilai-nilai sportivitas dan selesai pertandingan semua bersalaman dan berangkulan, begitupun di acara Musprov KONI.
Irwan juga menerima informasi ada tokoh, Ketua KONI dan Cabor yang ikut terlibat bahkan masuk dalam konflik tersebit.
” Harusnya sebagai tokoh dan juga panutan masyarakat, bisa meredam serta menghangatkan suasana, bukan justru ikut terlibat apalagi sampai memperkeruh suasana Musprov,” tandasnya.
Ia juga mengaku tidak mengetahui siapa- siapa bakal calon Ketum KONI yang telah mendaftar. Namun menurutnya tidak bisa dijadikan alasan, jika penolakan ini hanya didasarkan oleh salah satu kandidat yang sedang berada di luar kota.
Ditegaskan Irwan Lapata, KONI Sulteng diera kepemimpinan Nizar Rahmatu telah melahirkan berbagai sejarah bagi daerah ini. Contoh kongkrit di PON Aceh-Sumut. Dimana Provinsi Sulteng meraih 8 medali emas, perak 7 dan 20 pernggu.
” Ini bukti keberhasilan. Jadi untuk apa lagi memilih yang lain jika Ketum KONI saat ini telah sukses dan berhasil mengharumkan nama Sulteng di kancah Nasional,” tandasnya.
Selesai pertandingan bersalaman , berangkulan