Gubernur melihat ada beberapa dinas yang sudah bagus tapi ada juga yang kurang sehingga ia tidak segan-segan akan memasang bendera hitam untuk menandai kantor-kantor dinas yang kotor.
“Saya akan menggantung bendera hitam selama satu tahun di kantor dinas yang jorok,” ujarnya lugas.
Di bagian lain dari arahannya, Gubernur Anwar Hafid meminta kepala perangkat daerah mampu menjadi dirjen yang baik dengan mendistribusikan pekerjaan kepada bawahan.
Ditambah lagi, gaya kepemimpinan yang otoriter dan kaku sudah bukan eranya lagi, pemimpin yang baik lanjutnya harus mengedepankan pola hubungan informal yang efektif dan komunikatif ke bawahan.
“Jangan biarkan ada staf yang nggangur, bagi itu pekerjaan, jangan ada anak emas karena satu anak emas akan melahirkan seribu anak tiri,” imbuhnya memperingatkan.
Birokrasi ialah organisme hidup dan setiap pegawai adalah sel penting yang menyusunnya sehingga apapun masalah dan kendala yang dihadapi imbuhnya harus dikomunikasikan bukan untuk disimpan.
“Tolong kita semua satu bahasa karena kita semua satu keluarga besar,” pungkasnya agar mesin-mesin birokrasi tetap menyala dan action mengeksekusi program-program BERANI.
Di kesempatan itu turut dilaksanakan pencanangan Zona Integritas di lingkungan kantor sekretariat daerah yang disaksikan oleh Inspektur Inspektorat Sulteng.
Turut mendampingi gubernur dalam apel bersama, Wagub dr. Reny A. Lamadjido, Sp.PK., M.Kes, Sekprov Dra. Novalina, M.M, para staf ahli gubernur, asisten dan seluruh kepala perangkat daerah lingkup Provinsi Sulteng. ***