Panen perdana dilakukan selama 10–12 Juni 2025 lalu dari areal tambak seluas 2,5 hektare. Tata kelola menggunakan pendekatan Climate Smart Shrimp Farming (CSSF). Yaitu sebuah inovasi yang menggabungkan teknologi, budi daya berkelanjutan, dan restorasi mangrove untuk menjawab tantangan perubahan iklim dan degradasi pesisir, katanya.
Program ini melibatkan kolaborasi multipihak, termasuk Konservasi Indonesia, startup teknologi akuakultur JALA, Universitas Tadulako, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).