editor : fadli | arena musda XI golkar sulteng
SULTENG – Pasca (23/82025) 13 pimpinan DPD Partai Golkar se Sulawesi Tengah sepakat mengusung dan memilih Muhammad Arus Abd Karim kembali menahkodai Partai Golkar kali ketiga, maka jalannya Musda ke XI partai Beringin rimbun yang dihadiri Ketua Umum DPP Bahlil Lahadalia menjadi arena seremonial.
Reporter kailipost.com memantau menjelang hingga pembukaan Musda Golkar Sulteng berjalan sesuai rencana. Bahkan, sangat suka cita dengan mufakat yang telah dideklarasikan sehari sebelumnya.
Bahlil pun dalam sambutannya menegasi, ikut ‘Arus’ dari pada terseret gelombang. Sontak sorak sorai. Hadir juga Korwil DPP Partai Golkar wilayah Sulteng dan Gorontalo, Muhidin M Said.
Beredar dialektika di arena Musda bahwa aklamasi dukungan ke Arus Abd Karim akan menentukan konfigurasi kepengurusan DPD mendatang. Beredar ada kotak jabatan ketua harian dan usulan jabatan sekretaris dari wilayah Timur Sulteng.
‘’Ya namanya Musda partai politik dan itu hajatan Golkar sebagai partai yang matang dan banyak pengalaman pasti memiliki banyak solusi menyelesaikan dinamika. Ya salah satunya saya dengar akan ada ketua harian. Dan sekretarisnya representasi dari kader Golkar wilayah Timur. Karena sukses merebut kursi terakhir Dapil Sulteng di DPR RI,’’ jelas kader muda yang setia di Golkar tiga pemilu.
Sejumlah peserta Musda dari daerah enggan memberikan spekulasi dan komentar. ‘’Waduh ndak tau (ketua harian) belum dibahas. Nanti bacaerita lagi,’’ kata Boy Batalipu, biasa disapa Ketua DPD Partai Golkar Buol.
Soal diskresi Ketum, sebelumnya kailipost.com mewawancarai Direktur Pengembangan Organisasi Balitbang DPP Partai Golkar, Indra Jaya Piliang. Kepada redaksi, alumnus Universitas Indonesia (UI) itu menjelaskan tiga hal mendasar tentang diskresi di Partai Golkar.
‘’Hak prerogatif Ketum dan pernah dikeluarkan saat Ketum Airlangga di masa covid dan Ketum Aburizal Bakrie ketika ada dualisme,’’ jelasnya. ***