Kasus Gizi Buruk di Sulteng Masih Tinggi

  • Whatsapp
Foto : Health Reporters
banner 728x90
Foto : Health Reporters
Reporter : Yuni Ridwan
KASUS gizi
buruk yang terjadi di Sulawesi Tengah (Sulteng) saat ini masih terbilang tinggi
dan memprihatinkan. Sejauh ini, sebaran gizi buruk hampir di semua daerah,
namun yang menonjol berada di Kabupaten Donggala, Sigi, Banggai Kepulauan dan
Parigi Moutong.
Tingginya angka
kasus gizi buruk di daerah Moutong Kabupaten Parmout ini belum berbanding lurus
dengan kebijakan pemerintah daerah yang cenderung belum sinergi antara instansi
satu dengan instansi terkait lainnya dalam penanganan gizi buruk. 
kurniawati
“Sulawesi
Tengah termasuk salah satu wilayah yang rentan. Bahkan masuk dalam lima besar
gizi buruk di Indonesia,” kata  Kepala Seksi Gizi Dinas Kesehatan
(Dinkes) Sulteng, kurniawati, Selasa (28/2).
Dikemukakannya,
2011 lalu kasus gizi buruk menimpa Sulteng mencapai 538 kasus. Jumlah
tersebut, kata dia, diperkirakan tidak mengalami perubahan jauh pada tahun
2012. Menurutnya, penanganan dan pemulihan gizi buruk bagi balita membutuhkan
waktu yang cukup lama hingga lima tahun.
“Data
ini merujuk pada hasil kesehatan dasar pada 2011-2012,” terang, kurniawati
Khusus Kota
Palu papar dia, kasus gizi buruk tak begitu banyak seperti yang ada dibeberapa Kabupaten. 
“Kecuali
Kota Palu, kasusnya tidak begitu banyak. Kasusnya ada, tetapi diperoleh dari
luar daerah yang kebetulan datang ke Palu,” ujarnya.
Tingginya
kasus gizi buruk diakui Kuriawati, di sebabkan masih ada daerah tertentu yang
belum terjangkau sehingga hal ini tidak terdata secara maksimal. Naiknya angka
gizi buruk, diketahui pasca bencana alam yang terjadi di beberapa Kabupaten di
Sulteng. Selain itu lanjut dia, rata-rata kasus gizi buruk terjadi karena faktor
ekonomi dan pola hidup tidak sehat.
“Kasus gizi
buruk tidak berdiri sendiri, akan tetapi faktor pendidikan, kultur, lingkungan
dan industrialisasi pangan ikut memberi pengaruh. Gizi berhubungan dengan
pangan dan lingkungan sekitarnya. Negara misalnya, tidak punya proteksi atas
produk makanan instan,” pungkasnya.***





English Translate klik disini

Berita terkait