PEMERINTAH Provinsi Sulawesi Tengah dan Pemerintah Kabupaten Poso menetapkan masa tanggap darurat bencana gempa bumi Poso hingga 5 Juni 2017 mendatang. Berbicara kepada tim lapangan di Pos Komando Tanggap Darurat Bencana di Wuasa, Lore Utara, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, Kamis (1/6/2017) lalu, Gubernur Longki Djanggola menyampaikan terima kasih atas kerja tanggap dan cepat tim lapangan pasca gempa bumi 6,6 SR (skala richter) mengguncang wilayah itu.
“Tadi Bupati Poso, Darmin Sigilipu sudah mengeluarkan keputusan bahwa masa tanggap darurat bencana gempa bumi ini hingga 5 Juni 2017 mendatang,” ujar Gubernur Longki saat meninjau lokasi gempa Masa tanggap ini katanya, selain melakukan hal-hal lain yang dianggap perlu seperti pemenuhan pangan dan sandang, pemerintah akan mengupayakan cara untuk masa pemulihan trauma agar masyarakat sudah berani kembali ke rumah masing-masing dan tidak lagi tidur di tenda-tenda.
“Tim BMKG dan BPBD serta tim Kesehatan saya lihat sudah bekerja untuk itu,” katanya. Terkait pemenuhan bahan makanan, obat-obatan dan pakaian, Gubernur yang juga Ketua DPD Partai Gerindra Sulteng ini mengatakan sampai saat ini sejumlah bantuan dari Pemerintah dan pihak lainnya sudah mengalir ke Pos Komando. Bantuan itu berupa uang tunai, bahan makanan dan pakaian.
Sebelumnya, Gubernur Longki telah meninjau aktifitas di Posko Kesehatan, Sedoa kemudian melihat bangunan Sekolah Dasar Sedoa yang roboh serta beberapa Gereja yang runtuh bagian dinding serta plafonnya. Di Alitupu, Gubernur Longki bersama Ketua DPRD Sulteng Prof. Aminuddin Ponulele, Bupati Darmin Sigilipu dan Kepala Stasiun Geofisika Klas I Petrus Demo Sili berbicara kepada masyarakat yang masih memilih tidur di tenda-tenda.
“Seluruh masyarakat saya minta tenang dan tidak terpancing isu-isu seperti adanya Danau yang jebol atau meluap airnya karena gempa atau lainnya,” imbau Gubernur dua periode ini. Ia meminta agar masyarakat Ikuti arahan dari pihak BMKG dan BPBD serta pemerintah setempat. Bagi masyarakat yang rumahnya terbuat dari papan, diharapkan bisa segera kembali ke rumahnya, sementara yang berumah permanen dilihat keamanan rumahnya, bila memungkin untuk kembali diharapkan kembali.
Kepala Stasiun Geofisika Klas I Petrus Demo Sili kepada masyarakat juga meminta agar masyarakat tenang, namun tetap waspada. Gempa bumi yang melanda wilayah Wuasa dan sekitarnya diakibatkan oleh pergerakan sesar lokal yang dikenal sebagai Palolo Grabben. Menurut Petrus itu adalah hal yang alamiah. Begitupun dengan gempa bumi susulannya. Ia mengatakan masyarakat sudah bisa kembali ke rumah masing-masing.
“Tadi saya lihat gedung SD yang runtuh itu karena kolom bangunan yang terbuat dari kayu,” ujar Petrus. Bagi bangunan terbuat dari kayu kalau satu sisi jatuh, sisi yang lain juga ikut ambruk. Ada juga beton bertulang yang ukurannya besinya kecil sehingga tidak bisa menahan beban. Ke depan perlu dipikirkan membangun rumah yang tahan gempa, karena wilayah ini berada di lintasan patahan kerak bumi.
Pada akhir kunjungan, Gubernur Longki meminta agar Tim Lapangan tetap semangat meski dalam suasana puasa. Kepada Umat yang lain, ia meminta agar menghormati saudara-saudaranya yang tengah berpuasa. **
Reporter/tmg: mahbub