Reporter: Firmansyah
KOTA PALU,- SEDIKITNYA Tiga ribuan mahasiswa dari 44 perguruan tinggi se Sulteng memadati lapangan upacara Universitas Tadulako, Sabtu (28/10/2017) pagi pekan lalu. Mereka memperingati hari Sumpah Pemuda dirangkaikan dengan Kuliah Akbar yang bertajuk, Aksi Kebangsaan Perguruan Tinggi Menolak Radikalisme, serta Orasi Kebangsaan.
Iven tersebut dihadiri Sekdaprov Hidayat Lamakarate, Wakil Wali Kota Sigit Purnomo Said, Wakapolda Kombes Pol Aris Purnomo, Rektor Untad Basyir Cio, Rektor Insitut Agama Islam Indonesia (IAIN) Zainal Abidin dan seluruh pimpinan civitas perguruan tinggi negeri maupun swasta yang ada di beberapa Kabupaten dan kota di bumi Tadulako.
Dalam orasinya membacakan Deklarasi segenap pimpinan perguruan tinggi, Hamdan Rampadio mewakili Universitas Alkhairat (Unisa) mengatakan akhir-akhir ini telah berkembang paham radikalisme yang mengatasnamakan agama, suku, ras dan golongan di bumi Nusantara. Dimana hal ini bisa membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Oleh karena itu perguruan tinggi se Indonesia harus mengambil sikap jelas dan tegas dalam melawan radikalisme. Atas dasar tersebut, segenap pimpinan perguruan tinggi Indonesia se Sulteng menyatakan Satu ideologi Pancasila, ber konstitusi UUD 1945, bernegara kesatuan republik Indonesia, bersemboyan Bhineka Tunggal Ika serta bersatu melawan Radikalisme dan intoleransi di Sulawesi Tengah.
Acara Deklarasi semakin meriah dengan penampilan Wakil Wali Kota Sigit Purnomon Said, atau lebih dikenal dengan Pasya Ungu dalam membawakan beberapa tembang-tembang andalanya. Rektor Universitas Tadulako Basyir Cio dalam keteranganya kepada sejumlah kuli tinta, usai acara mengatakan bahwa kegiatan ini dilaksanakan sebagai bentuk kepedulian perguruan tinggi di Sulteng, terutama Kota Palu untuk membangun kebersamaan antara satu dan lainya, yang melahirkan deklarasi menolak radikalisme.
BACA SELENGKAPNYA DI HARIAN KAILI POST…!