Reportase : Andono Wibisono
KOTA PALU,- KUMPUL-Kumpul dengan sahabat, teman atau kawan lama biasa. Kumpul dengan teman nongkrong biasa di era sekarang. Tapi berkumpul, bercita-cita, dan berkehendak sama dengan ‘mimpi’ yang sama, adalah fenomena Jaman Now, kata presidium Komunitas Tadulakota, Nizar Rahmatu ke akun resmi kaili post Sabtu (16/12/2017) lalu. ‘’Kita datang dari banyak warna; baik warna partai politik, warna suku, ras dan agama. Di Tadulakota semua itu melebut menjadi satu mimpi yang sama yaitu bagaimana Sulteng maju semaju majunya,’’ tandasnya.
Roy Bahar, mengutip Einstein dalam komentarnya menyebut bahwa mimpi melampaui pengetahuan. Sedangkan tokoh perempaun muda Ema Asmawati menyebut bahwa Disini kami berkumpul melahirkan ide ide cerdas untuk kemajuan daerah sulteng semaju majunya, berawal dari sebuah mimpi lahir pemimpin yang berkualitas. Sedangkan Lasnardi Lahi menyebut bahwa Kami adalah para pemimpi…yang bermimpi bahwa para pemimpin sulteng akan mewujudkan tentang central celebes menjadi terdepan di indonesia timur, dengan menyantumkan hasteq #sudahlah.
Tetapi menurut akun Ullah Iskandar Garis besarnya Tadulakota adalah tempat silahturahmi untuk semua kalangan non partai, tanpa melihat agama suku dan ras.
BACA SELEGNKAPNYA DI HARIAN KAILI POST…!