MAARIF Institute Ajak Pelajar Poso Tolak Radikalisme

  • Whatsapp

Foto suasana diskusi yang dihadiri para pembicara

Reporter/Poso: Ishak
Hakim
LEMBAGA MAARIF
Institute Jakarta bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Poso menggelar diskusi
dan nonton film “Jalan Pulang” untuk para pelajar SMA yang ada di
wilayah Kabupaten Poso. Rabu 15 Agustus 2018. Diskusi film digelar untuk
mengajak warga dan kaum remaja agar mencintai Indonesia, cinta perdamaian serta
tidak memahami paham-paham radikal.
Kegiatan
digelar di Aula gedung SMA Negeri 3 Poso. Hadir sebagai pembicara Ustad Adnan
Arsal tokoh agama islam Poso, Adriany Badrah selaku Direktur Celebes Institute
dan juga produser film jalan pulang serta Zuly Qodir Dosen Universitas Gajah
Mada dan peneliti senior MAARIF Institute.
Diskusi
diawali dengan pemutaran film Jalan Pulang yang dihadiri warga dan seluruh
pelajar SMA Poso berjumlah enam puluhan orang. Film berjudul “Jalan
Pulang” di sutradarai oleh Arifuddin Lako atau Iin Brur mantan narapidana
terorisme (Napiter) Poso yang bercerita tentang problematika yang dihadapi
seorang narapidana teroris yang baru saja bebas dari penjara.  Selain itu
pula film “Jalan Pulang” menggambarkan secara umum kondisi yang
dirasakan oleh mantan narapidana teroris.
Sementara
itu dalam diskusinya Ustad Adnan Arsal mengatakan, bahwa Kota Poso dahulu
pernah terjadi kerusuhan yang mengakibatkan banyak korban antara pihak Muslim
dan Kristen. Akibatnya banyak menimbulkan kerugian harta benda dan lainnya.
Menurut Ustad Adnan, jika deklarasi Malino ditempuh oleh pemerintah untuk
menyelesaikan persoalan yang ada, agar umat muslim dan kristen bisa menyatu
dalam damai dan menghentikan perang senjata.
“Kerusuhan
di Poso banyak terdapat para mantan napiter yang kemudian bertobat dan ingin
kembali hidup bersosialisasi dengan masyarakat seperti dahulu. Sehingga kita
sebagai umat beragama harus membantu para saudara-saudara yang ingin berubah
dan kembali ke jalan yang benar supaya Poso lebih aman dan baik di masa
depan,” ungkap Ustad Adnan Arsal.
Adriany
Badrah dalam materinya menyampaikan, saat ini dengan kemajuan teknologi banyak
perkembangan dimana para anak muda, remaja secara khusus pelajar menerima
berita melalui internet tanpa klarifikasi kebenaran berita yang akan
mempengaruhi pandangan serta pola pikirnya. 
Kata
Adriany, bahwa tanah Poso yang pernah terjadi konflik di masa lalu banyak
menjadi pengalaman dan tidak mudah percaya terhadap berita juga informasi yang
sengaja diberitakan pihak lain yang tidak bertanggung jawab. Hal itu justru
hanya ingin merusak persatuan dan ketertiban yang sudah terjaga. Ia berharap
anak-anak muda Poso bisa berperan dalam sebuah karya untuk membangun Poso
kearah yang lebih baik.
Selain
itu Dr. Zuly Kodir dalam materinya mengatakan, siswa dan siswi yang sudah
belajar di sekolah serta mengetahui berita perkembangan saat ini, harus bisa
peka dan selektif dalam mempraktekkan ilmunya di kesehariannya. Menurutnya
harus patuh dan taat terhadap semua perintah serta nasihat dari orang tua dan
bisa menjalankan perintah agama dan hukum pemerintah.
Sebelumnya
Direktur MAARIF Institute, Abdullah Daraz menyatakan, jika kegiatan ini
merupakan program kelanjutanya pihaknya yang sebelumnya juga menggelar kegiatan
diskusi perdamaian di sejumlah wilayah di Indonesia kepada pelajar, agar tidak
memahami paham-paham radikal dalam mengantisipasi kekerasan di usia muda.
Kepala
SMA Negeri 3 Poso, Suhariono mengapresiasi kegiatan tersebut. 
 Dikatakannya,
dengan adanya program diskusi ini bisa mengantisipasi perilaku kekerasan
dikalangan para pelajar.  Usai di Poso kegiatan diskusi dan nonton film
Jalan Pulang ini berlanjut di Kota Tentena.**

Berita terkait