EMPAT HARI Berada di Kabupaten Parigi Moutong, Seniman Spanyol yang tergabung dalam Orquestra de Camara de Siero (Ocas) memperoleh banyak pengalaman dan tentu saja beragam informasi mengenai kesenian dan tradisi budaya Parigi Moutong.
Salah satu yang membuat mereka terkesan berada di wilayah yang dijuluki miniature Indonesia ini adalah keramahan warga. Angela, salah satu personil Ocas Spanyol mengaku terkesan dengan keramah tamahan warga, yang menurutnya menjadi budaya timur orang Indonesia.
“Masyarakat disini sangat ramah, banyak juga yang minta foto selfie, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa semua akrab dengan anggota Ocas,”kata Angela ditemui saat berkunjung ke Pantai Maesa Parigi, Selasa (14/8).
Meski begitu, wanita yang terdengar fasih berbahasa Indonesia ini mengaku sedih melihat banyaknya sampah berserakan di pantai. “Ada satu yang membuat kami sedih ke daerah ini, banyak sampah berserakan di pantai. Padahal pantai ini sangat indah, tapi banyak sampah. Itu yang membuat kami sedih,” kata Angela sambil menunjuk ke arah pantai Maesa.
Angela menyarankan kepada Pemkab untuk menyediakan lebih banyak lagi tempat sampah, terutama di ruang publik sehingga sampahnya tidak dibuang di sembarang tempat. “Pemerintah sediakan lebih banyak tempat sampah dan masyarakat juga harus memiliki kesadaran untuk tidak membuang sampah sembarangan,” harapnya.
Kunjungan Ocas Spanyol ke Kelurahan Maesa merupakan rangkaian kegiatan Gelar Budaya Indonesiana yang dilaksanakan di Kabupaten Parigi Moutong sejak Tanggal 11–14 Agustus 2018.
Di Kelurahan Maesa, para anggota Ocas Spanyol ini disuguhi ragam kesenian dan kuliner suku Gorontalo, Bugis, Bali dan Jawa. Saat tiba mereka langsung disambut kesenian Jawa Kuda Lumping. Bebarapa anggota Ocas bahkan sempat menari bersama para penunggang kuda lumping.
Setelah itu, mereka diperkenalkan Rindik, sebuah alat kesenian Bali yang dimainkan oleh dua orang lengkap dengan serulingnya. Anggota Ocas ini juga sempat mencoba bermain Rindik. Sontak saja, aksi mereka itu menjadi tontonan warga. Yang tak kalah menarik adalah pertunjukan Kecapi Bugis, sebuah alat kesenian suku Bugis yang dimainkan bersama salah seorang penyanyi. Mendengar indahnya petikan dawai yang dimainkan, beberapa anggota Ocas juga sempat mencoba alat kesenian tradisional ini. Bahkan mereka sempat bernyanyi lagu Spanyol diiringi alat musik kecapi.
Rombongan Ocas Spanyol ini juga disuguhi Langga, sebuah tarian suku Gorontalo untuk menyambut tamu terhormat. Mereka bahkan sempat menyicipi ragam kuliner khas gorontalo, seperti Binte dan Ilabolo serta kuliner suku Bugis seperti Kapurung dan Borongko. Usai menyaksikan beberapa jenis kesenian tradisional, giliran Ocas Spanyol menyuguhkan permainan musik orkestra. Mereka memaikan beberapa instrument, seperti Jingle Bells dan juga tidak ketinggalan instrument lagu kaili Posisani. Beberapa anak bahkan sempat diajak menjadi konduktor atau dirigen.
Koordinator Kebudayaan dari Kedutaan Besar Spanyol, Beatriz Chivite mengatakan, setelah mengunjungi Kabupaten Parigi Moutong, Ocas Spanyol akan bertolak ke Provinsi Riau. Di Riau mereka akan menggelar konser dan berkolaborasi dengan musisi Riau, Rino Dezapaty. “Kami akan konser di Riau tanggal 18 Agustus. Nanti akan ada kolaborasi dengan Riau Rhytim Chambers Indonesia (RRCI),” kata Beatriz Chivite di Pantai Maesa Parigi, Selasa (14/8).**
Sumber: Humas Parmout