– |
PEJABAT Dinas Perindustrian dan Perdaganggan Kabupaten Parigi Moutong,
Provinsi Sulawesi Tengah, I Gede W Sudarta mengatakan harga kopra daerah
tersebut anjlok sejak beberapa bulan terakhir. “Harganya saat ini sekira
Rp3.600 per kilogram,” kata Gede di Parigi, Selasa.
Provinsi Sulawesi Tengah, I Gede W Sudarta mengatakan harga kopra daerah
tersebut anjlok sejak beberapa bulan terakhir. “Harganya saat ini sekira
Rp3.600 per kilogram,” kata Gede di Parigi, Selasa.
Menurut Gede, harga kopra sebelumnya berkisar Rp4.200 per kilogram, kini
semakin merosot diharga Rp3.600 per kilogram. Dia menyarankan, untuk saat ini,
petani kopra sementara waktu agar beralih ke komoditas lain, sebab anjloknya
harga berlaku secara luas.
semakin merosot diharga Rp3.600 per kilogram. Dia menyarankan, untuk saat ini,
petani kopra sementara waktu agar beralih ke komoditas lain, sebab anjloknya
harga berlaku secara luas.
Gede menilai, merosotnya harga itu akibat terjadi persaingan harga kopra dan
kelapa sawit, sehingga komoditas itu semakin terpuruk. “Tentu petani
mengalami kerugian, sementara biaya produksi mahal tidak sebanding dengan harga
jual,” ujar Gede.
kelapa sawit, sehingga komoditas itu semakin terpuruk. “Tentu petani
mengalami kerugian, sementara biaya produksi mahal tidak sebanding dengan harga
jual,” ujar Gede.
Meski begitu, kata Gede, pihaknya tetap mencari solusi agar harga kopra kembali
stabil, sehingga petani kelapa bisa sejahtera. “Situasi ini tentu
berpengaruh terhadap ekonomi petani kopra, tentunya jika tidak ada solusi, maka
situasi akan semakin buruk,” ujarnya.
stabil, sehingga petani kelapa bisa sejahtera. “Situasi ini tentu
berpengaruh terhadap ekonomi petani kopra, tentunya jika tidak ada solusi, maka
situasi akan semakin buruk,” ujarnya.
Kabupaten Parigi Moutong merupakan salah satu daerah di Sulteng yang memiliki
sektor perkebunan cukup luas, khsusunya kelapa dan menjadi salah satu komoditas
unggulan, selain komoditas kakao. Tercatat, luas tanam kelapa di
daerah itu mencapai 26.522 hektare, dengan produksi mencapai 8.000 butir per
hektare per tahun dan masih dalam usia produktif.
sektor perkebunan cukup luas, khsusunya kelapa dan menjadi salah satu komoditas
unggulan, selain komoditas kakao. Tercatat, luas tanam kelapa di
daerah itu mencapai 26.522 hektare, dengan produksi mencapai 8.000 butir per
hektare per tahun dan masih dalam usia produktif.
Bahkan di 2018, pemerintah setempat menyediakan lahan seluas 400 hektar untuk
peremajaan tanaman kelapa, termasuk kurang lebih 200 hektare untuk peremajaan
komoditas kakao. Pemerintah menilai sebagian besar kakao milik petani, memiliki
berusia tua dan sudah tidak produktif lagi.**
Sumber: antaranews sulteng