Mapolres Poso Perpanjang Operasi Tinombala 2018

  • Whatsapp

Foto: Baliho DPO MIT terbaru baru dirilis Polri
Reporter/Poso: Ishaq Hakim
OPERASI pengejaran kelompok Mujahidin Indonesia Timur
(MIT) dipastikn akan berakhir 31 Desember 2018. Dalam pres releasenya pihak
Polres Poso Sulteng memastikan, opersai perburuan sisa kelompok Daftar
Pencarian Orang (DPO) MIT yang dipimpin Ali Kalora diperpanjang tiga bulan
kedepan setelah berakhirnya operasi tersebut, Kamis (13/12/2018).

Perpanjangan
operasi ini akan berubah nama sandi operasi, yang sebelumnya operasi Tinombala
2018, berubah menjadi sandi operasi Aman Tinombala.

Kepada
awak media, Kapolres Poso AKBP Bogiek Sugiayarto mengatakan, diperpanjangnya
operasi perburuan kelompok MIT dalam sandi Aman Tinombala tetap focus dengan
menangkap DPO MIT di hutan-hutan Poso Pesisir hingga ke wilayah Napu.

Disampaikannya,
jumlah personil kali ini sebanyak 300 personil polisi dilibatkan yang
diutamakan personil intelejen, Brimob Polda Sulteng dan anggota Polres Poso.
Sementara tiga ratus personil polisi itu dilibatkan dalam sandi Aman Tinombala
tanpa ada bantuan dari personil TNI.

“Personil
lebih diutamankan ke wilayah Polda Sulteng dan Polres Poso, TNI tidak
dilibatkan untuk operasi kali ini. Operasi Aman Tinombala juga lebih condong ke
Bimbingan Masyarakat,” ungkap Kapolres Poso Bogiek Sugiyarto.

Bogiek
juga mengatakan, diperpanjangnya operasi ini, dikarenakan jumlah anggota
kelompok  MIT bertambah menjadi 10 orang, yang sebelumnya hanya berjumlah
tujuh orang.

“Dari
data intelejen dilapangan, saat ini jumlah anggota MIT bertambah menjadi tiga
orang. Lalu kan 7 orang sekarang jadi 10 DPO MIT,” ucapnya di Mapolres Poso.

Menurutnya,
 jika anggota MIT yang di pimpin Ali Kalora rata-rata berasal dari warga
Poso dan warga Bima, NTB. Sementara tiga orang yang baru bergabung juga berasal
dari Poso dan Bima yang sebelumnya mereka adalah seorang simpatisan MIT.

“Iya
mereka ini ada dari Poso dan dari Bima, tiga orang yang baru bergabung
sebelumnya adalah seorang simpatisan MIT,” jelasnya.

Selain
itu tidak menutup kemungkinan gangguan pelaksanaan Natal dan Tahun baru di Poso
bisa berasal dari ancaman 10 orang kelompok MIT tersebut.

“Untuk
pelaksanaan Natal dan Tahun baru di Poso yang jelas kami terus berupaya
mengantisipasi gangguan terhadap kelompok MIT,” tutupnya. ***

Berita terkait