RS Berbasis Islam Bimbing Pasien Khusnul Khotimah

  • Whatsapp

Reporter: Firmansyah Lawawi


SURVEY Rumah
sakit di Jakarta menunjukkan kurang dari 15 persen saja pasien saat
menghembuskan nafas terakhir mampu mengucapkan kalimah Thayyibah. Olehnya
sangat penting bagi umat Islam menyiapkan rumah sakit yang bisa mengawal dan
membimbing pasiennya hingga khusnul khotimah.

Unsur PP  Muhammadiyah dr Agus Taufiqurrahman menegaskan
hal itu saat penyerahan bantuan alat Kesehatan (alkes) dan satu unit mobil ambulance
kepada RS Siti Fadillah Supari Sulteng, berlokasi di jalan Jabal Nur, Kamis
(17/1/2019).

Menurutnya Islam merupakan agama rahmatan lil
alamin, atau rahmat bagi seluruh alam semesta. Ketika umat Islam memiliki amal
usaha, salah satunya adalah pelayanan kesehatan, siapapun yang membutuhkan
pertolongan, harus dibantu. “Siapapun orangnya, apapun agamanya, semua
wajib diberikan pertolongan,” kata wakil PP Muhammadiyah ini.

Seiring perkembangan RS Siti Fadillah Supari, kata
Taufiqurrahman, PP Muhamadiyah juga berharap agar kedepannya Universitas
Muhamadiyah Palu memiliki fakultas kedokteran tersendiri.

Muhamadiyah telah memiliki 12 fakultas kedokteran di
Indonesia. Persyaratan untuk mendapatkan program beasiswa bagi kadernya, antara
lain calon mahasiswa harus memiliki nilai yang telah ditentukan, direkomendasikan
oleh pimpinan perserikatan, berasal dari panti asuhan Muhammadiyah Aisyiah atau
pondok pesantren Muhadiyah.

“Beasiswanya yang diberikan seperti bebas
biaya perkuliahan, bahkan sampai diberikan biaya hidup bulanan. Kami berharap
ada kader dari Sulteng yang lolos tes,” harap Agus Taufiqurrahman.

Bencana gempa bumi, tsunami dan likufaksi di
Sulteng, khususnya Kota Palu beberapa waktu lalu, lanjut Agus Taufiqurrahman,
jangan membuat masyarakat putus harapan. Justru ujian tersebut dijadikan
motivasi agar bangkit, kokoh dan semakin dekat kepada Allah SWT.

Terkait kebencanaan, Muhammadiyah telah melakukan
gerakan relawan bencana alam sejak tahun 1919. “Kyai Sudjak, salah satu
murid KH Ahmad Dahlan, yang dikenal dengan laskar relawan Kyai Sudjak, tercetus
gagasan untuk mendirikan rumah sakit Muhamadiyah,” akunya.

Sementara itu, mewakili Gubernur Sulteng,
Ardiansyah Lamasituju dalam sambutanya memberikan apresiasinya atas kegiatan
tersebut. “Hal ini sangat membantu pemerintah dalam percepatan pembangunan
maupun SDM, utamanya dari sektor pelayanan kesehatan,” katanya.

Ardiansyah berharap Universitas Muhamadiyah Palu
memiliki fakultas kedokteran. “Salah satu yang krusial saat ini adalah
dari sektor kesehatan. Olehnya, dengan bertambahnya fasilitas pelayanan
kesehatan di kota Palu, bisa meningkatkan kesehatan masyarakat,” ujarnya.

Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh ketua umum
Disaster Management Center (MDMC) Budi Setiawan ST,  ketua Muhamadiyah Sulteng Hadie Sucipto BSC
Sag, MPDI serta tamu undangan lainya.**

Berita terkait