Pengusaha Keluhkan Pantoloan Tanpa Crane

  • Whatsapp

 PEMERINTAH DIMINTA PERHATIAN

Reportase: andono wibisono


SEJAK Pascabencana 28 September 2018 lalu, arus lalu lintas angkutan peti
kemas di pelabuhan Pantoloan terganggu. Karena Crane utama, milik Pelindo di
pelabuhan Pantoloan rusak dan tidak dapat difungsikan. Rusaknya, Crane tersebut
hingga kini belum juga mendapat ganti yang baru dari pemerintah pusat.

Akibat kerusakan Crane utama, saat ini bongkar muat di pelabuhan
Pantoloan itu hanya menggunakan Crane manual kapal yang hanya memiliki
kemampuan bongkar hanya 80 box kontainer saja per harinya. Sedangkan bila
menggunakan Crane tersebut, bongkar muat kontainer dapat dilakukan seharinya
200 box kontainer. Demikian dikeluhkan pengusaha Palu ke Kaili Post kemarin
(13/02/2019) di Pelabuhan Pantoloan.

Akibat tidak adanya ganti Crane Utama di pelabuhan Pantoloan tersebut,
sangat merugikan arus perdagangan dan pasokan bahan ke wilayah Palu, Sigi,
Donggala dan kabupaten-kabupaten lainnya. 

‘’Makin menambah biaya tinggi, tidak
efisien, lambat dan tidak menguntungkan di dunia usaha,’’ ujar pengusaha yang
enggan disebut namanya itu.

Dijelaskannya, dari Jakarta selain Samas, tidak ada kapal direct ke pelabuhan
Pantoloan. Sedangkan kapal samas sendiri sering full muatan. Akibatnya, kapal
dari Palu harus menjemput lagi ke pelabuhan Balikpapan, Kalimantan Timur. ‘’Tentunya
dari penjemputan ini akan makan waktu dan ditambah lagi infrastruktur di
pelabuhan Pantoloan tidak baik pasca bencana,’’ terangnya.
Kondisi tersebut, akunya sangat merugikan pengusaha di Sulteng karena
mengalami keterlambatan distribusi. ‘’Padahal demand (permintaan) barang di Palu
saat ini lagi bagus Pak. Tapi mau apa begini kondisinya,’’ keluahnya lagi. Yang akan terdampak pula adalah pengusaha
yang akan investasi pergudangan, prediksinya akan menurun. 

‘’Pastinya kalau
kondisi ini tidak membaik dan tentunya akan menurunkan pendapatan daerah.
Bayangkan 80 box kontainer itu harus dibantu buruh untuk mancing kontainer,’’
tandasnya. Belum lagi bila hujan, tidak beroperasi karena kondisi licin dan beresiko.
Ia pun menyebut rute kapal via Meratus: yaitu dari Jakarta – Surabaya (ganti
kapal yang koneksi) – Palu. bila menggunakan Spil rute; Jakarta – Balikpapan (ganti
kapal koneksi) – Palu, sebutnya.  

Sementara itu, Kaili Post mencoba akan meminta keterangan pihak Pelindo
pelabuhan Pantoloan hingga berita ini naik cetak belum dapat dikonfirmasi.
Ada yang berwenang soal itu Pak. Kami tidak punya
kewenangan,’’ ujar salah satu staf di pelabuhan Pantoloan. Ia hanya mengabarkan
bahwa soal Crane Utama yang rusak sudah ditinjau pemerintah pusat, dalam hal
ini pihak Dephub RI ketika bersama-sama mengikuti rombongan Wakil Presiden
Jusuf Kalla ke Palu beberapa waktu lalu.**

Berita terkait