Re-akreditasi Prodi,Prioritas Kerja Menuju Peralihan Status IAIN-UIN

  • Whatsapp
banner 728x90

Reporter: Ikhsan Madjido

REKTOR Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, Sulawesi
Tengah, Prof Dr H Sagaf S Pettalongi menyatakan re-akreditasi program studi
semua fakultas menjadi prioritas kerja tahun 2019.


Hal ini sebagai bentuk persiapan peralihan status
perguruan tinggi Islam negeri tersebut menjadi Universitas Islam Negeri (UIN).

“Salah satu indikator nasional kulitas atau
mutu perguruan tinggi yaitu diukur dengan akreditasi. Karena itu, akreditasi
menjadi hal yang sangat penting,” kata Rektor IAIN Palu Prof Dr H Sagaf S
Pettalongi MPd, di Palu.

Prof Sagaf S Pettalongi membuka rapat kerja
tahunan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) di Aula IAIN Palu pada,
Sabtu (9/2/2019). Raker FTIK itu mengangkat tema “Peningkatan kinerja dan
optimalisasi  tata kelola di FTIK,” dan
diikuti kurang lebih 50 peserta.

Di fakultas pencetak tenaga pendidik itu, kata
Prof Sagaf, terdapat kurang lebih sekitar 4 program studi yang perlu di akreditasi
dari C-B dan dari B menjadi A.

Pada tahun 2018 bagian perencanaan dan keuangan
telah mengalokasikan anggaran sekitar Rp 150 juta lebih, untuk re-akreditasi
beberapa program itu.

Namun, hal itu belum termanfaatkan secara
maksimal, salah satu faktornya karena IAIN Palu terdampak bencana gempa,
tsunami dan penjarahan.

“Tahun ini kita prioritaskan kembali, di
dukung dengan ketersediaan anggaran walaupun jumlah tidak terlalu tinggi.
Namun, minimal dapat merubah predikat akreditasi beberapa prodi,” ujarnya.

Dirinya menekankan kepada FTIK agar segera
melakukan pendataan jumlah alumni, serta alumni yang telah bekerja di instansi
pemerintah, badan usaha milik negara, badan usaha swasta dan sebagainya.

Data alumni penting, karena menunjang percepatan
perubahan predikat akreditasi program studi dari C menjadi B dan dari B menjadi
A.

Selain data tersebut salah satunya, peningkatan
kinerja dan disiplin kerja harus di perhatikan dan di genjot agar upaya yang di
inginkan dapat terealisasi.

“Disiplin kerja harus mulai dari atas, dari
rektor, wakil rektor, dekan, wakil-wakil dekan, kabag, kasubag dan
seterusnya,” sebutnya.

IAIN Palu lewat kepemimpinan Prof Dr Sagaf S
Pettalongi MPd mengusung visi bermutu dan berdaya saing. Visi ini, sejalan
dengan visi Kementerian Agama RI tahun 2019.

Sementara itu Dekan FTIK IAIN Palu Dr Mohammad
Idhan mengemukakan merancang dan menyusun program kerja yang baik, yang
berkualitas dan bermutu akan bermuara pada kesuksesan.

Karena itu, Dr Idhan menyebut, raker harus
benar-benar mengkonstruksi program yang berkualitas. Tidak hanya sekedar
menggugurkan kewajiban.

Dia menyebut banyak aspek yang belum
termaksimalkan di FTIK, hal itu dapat dilihat dari jalannya proses akademik
yang telah berjalan setahun lebih di FTIK.

Olehnya, tema raker merupakan kritik bagi FTIK itu
sendiri, untuk berbenah menuju kesuksesan dlam meningkatkan mutu dan kualitas.

Sebelumnya, Kementerian Agama lewat Direktur PTKI
Prof Dr Arskal Salim telah memberikan sinyal bahwa IAIN Palu dapat menjadi
salah satu PTKIN di Indonesia untuk peralihan status menjadi UIN.
IAIN Palu di minta untuk menyiapkan seluruh
persyaratan itu, termasuk akreditasi sebagai salah satu indikato terpenting
dalam perilahan status.***

Berita terkait