@Eks Kantor kantor wilayah Depag Sulteng
|
Reportase/foto : andono wibisono/ikhsan madjido
BILA Anda melintas di sekitar Masjid Agung
Palu, Palu Barat Sulawesi Tengah pasti anda akan menemui sebuah bangunan besar,
bagus dan mentereng tepat sebelah Barat di luar pagar masjid Agung.
Bangunan itu adalah eks kantor wilayah Departemen Agama Sulteng yang kini
nampak tidak digunakan. Sekitar tahun 2016-2017 lalu negara mengucurkan
anggaran Rp9 miliar merenovasi bangunan itu diperuntukkan sebagai Wisma
Pendidikan. Sayang, pantauan kailipost.com beberapa bulan ini – pasca bencana
bangunan itu tak bertuan alias tidak ada aktifitas. Eks Depag Sulteng itu
diperkirakan seluas seperempat hektare dan di dalamnya adalah ruangan-ruangan
yang masih layak digunakan.
Paradoksnya, di halaman masjid sejak enam bulan lalu pasca bencana gempa bumi
7,4 SR tsunami dan likuifaksi halaman masjid Agung dipenuhi tenda tenda
pengungsi korban bencana. Antara halaman masjid dan eks gedung Kanwil Depag
Sulteng itu hanya dipisahkan pagar dan jalan raya yang tidak sampai 5 meter.
Sebuah ironi tapi itulah kenyataannya.
Pengungsi di tenda halaman Masjid Agung, Palu |
Wisma pendidikan Depag itu pun tidak
jelas aktifitasnya dan penggunaannya. Sejumlah pihak menyayangkan ‘potret’
ironi itu. Harusnya pemerintah dapat merelokasi pengungsi di halaman masjid
Agung untuk tinggal sementara di bangunan itu.
jelas aktifitasnya dan penggunaannya. Sejumlah pihak menyayangkan ‘potret’
ironi itu. Harusnya pemerintah dapat merelokasi pengungsi di halaman masjid
Agung untuk tinggal sementara di bangunan itu.
“Ini fakta yang miris. Pemerintah kehilangan kepekaan hingga merelakan
manusia tinggal di tenda tenda hujan dan panas dari pada memanfaatkan bangunan
itu untuk kemanusiaan. Ini potret yang suram. Negara tidak cerdas dan
kehilangan empati,’’ ujar Muhammad Syukur, salah seorang pegiat kemanusiaan
pengungsi Palu dari Jakarta, Minggu (7/4/2019).
Data yang diperoleh bahwa eks Kanwil Depag Sulteng yang beralih fungsi menjadi
Wisma Pendidikan itu sewaktu pejabatnya adalah Mohsen Alidroes, yang kini salah
satu Direktur KUA di Kementerian Agama RI. Awalnya ide Mokhsen untuk
pemanfaatan gedung pasca Kanwil Depag Sulteng pindah ke Jalan Moh Yamin Palu.
Sayangnya, ide ini nampaknya tidak jalan baik sehingga kesannya gedung itu
mubazir.
Beberapa sumber juga mempertanyakan anggaran rehabilitasi gedung itu senilai
Rp9 miliar untuk menjadi Wisma Pendidikan. ‘’Untuk apa semua sembilan miliar
rupiah rehabilitasi gedungnya. Coba saja anda lihat di dalam gedung,’’ sebut
salah satu pemerhati pendidikan agama di Sulteng, M Yahya SPdi.
Kini diharapkan eks gedung itu dapat berfungsi sementara untuk menampung
pengungsi pengungsi yang hidup di tenda-tenda halaman Masjid Agung Palu.**