HINGGA Pukul 11.30 Wita, Sabtu (27/4/2019) Tempat Pemungutan Suara (TPS) 13 Kelurahan Nunu Kecamatan Tatanga terpantau sepi.
Petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) lebih banyak diam, karena pemilih yang datang sedikit.
Masih ada satu jam lagi waktu pencoblosan ditutup, baru ada 162 dari total 280 pemilih yang memberikan hak suaranya. Pemilih datang satu per satu. Setelah mencoblos langsung pulang.
Pemungutan Suara Ulang (PSU) Sabtu, tanggal 27 April telah usai. Tercatat 13 TPS di kota Palu melakukan PSU. Diantaranya adalah TPS 13 Kelurahan Nunu.
Dari data yang berhasil dirangkum Kaili Post di TPS tersebut, tercatat hampir lima puluh persen warga yang melakukan pencoblosan ulang enggan menyalurkan hak pilihnya.
Ketua KPPS PSU TPS 13, Mohamad Surip, Sabtu malam saat penghitungan suara sekitar pukul 21.15 wib membeberan bahwa jumlah Daftar Pemilih Tetap (DPT) di TPS 13 sebanyak 280 orang. Namun hingga pukul 13.00 tercatat hanya 162 yang melakukan pencoblosan.
“Dari data yang telah tercatat, jumlah surat suara yang ada sebanyak 162. Jumlah surat suara yang sah 146. Tidak sah enam lembar. Untuk warga yang menggunakan form A5 atau surat keterangan pindah memilih tidak ada di TPS 13, ” jelasnya.
“Kami tidak mengetahiu secara pasti apa penyebab ketidak hadiran mereka dalam melakukan pencoblosan, kami tetap menunggu hingga pukul 13.00,” tambahnya.
PSU di TPS 13, meliputi DPWW, DPR RI, DPD, DPR Provinsi dan DPRD kota.
“Terjadinya PSU di TPS 13 disebabkan adanya kesalahan mekanisme pencoblosan pada warga yang menggunakan form A5. Atau warga pindahan dari daerah lain yang mencoblos di TPS 13, seharusnya hanya diberikan 3 surat suara. Yaitu Presiden, DPR RI dan DPD. Namun kenyataanya, mereka diberikan lima kertas suara. Olehnya dilakukan pemungutan suara ulang, ” bebernya.
Dari keterangan anggota KPPS lainya, Arman, hasil perolehan suara terakhir di TPS 13 pasangan calon Presiden, nomor urut 01 berhasil meraih suara sebanyak 156, sementara capres 02 hanya berjumlah 35 surat suara.
Salah satuwarga jalan sungai Sadan yang melakukan pencoblosan di TPS 13, Pagun mengatakan bahwa dia beserta duan anggota kelurganya tetap menyalurkan hak pilihnya pada hari itu.
“Saya beserta istri dan keluarga lainya tetap mengikuti pemungutan suara ulang. Meskipun kerjaan saya tertunda beberapa saat. Tapi rugi saya rasa jika tidak mencoblos. Karena hanya terjadi lima tahun sekali saja,” akunya.
Disoal terkait banyaknya warga yang enggan melakukan pencoblosan ulang, dia tidak mengetahui pasti penyebab hal tersebut.
“Saya juga tidak tau le kenapa banyak yang golput,” katanya.
Pantauan media ini hingga pukul 21.30, di TPS tersebut ramai dipadati warga yang menyaksikan penghitungan suara, namun suasana tetap kondusif dengan pengawalan ketat aparat pihak kepolisian.**
Reporter: Firmansyah Lawawi