Jepang Bantu Rp 600M Bangun Tanggul Tsunami

  • Whatsapp
banner 728x90
Reporter: Firmansyah Lawawi

TOTAL Dana bantuan dari pihak
Japan International Corporate Agency (JICA) 
guna pembangunan tanggul penahan Tsunami untuk
Kota Palu sebesar Rp600 M.

Hal itu diungkapkan Kabid
data dan informasi Bappeda Palu, Ibnu Munzir, Senin (27/5/2019) di ruanganya.

“Dalam penganggaran
JICA, tertera total anggaran guna pembangunan
tanggul penahan Tsunami di
teluk Palu, sebanyak Rp600 Milyar. Hal itu juga tertera pada dokumen yang dikelua
rkan Bapenas,” jelasnya.

Namun menurutnya, estimasi
anggara
nnya belum terhitung secara detail. Sebab biaya penganggaranya,
berpengaruh kepada struktur atau model bangunanya sendiri.”Hingga saat ini
belum ada perubahan total anggaran di dokumen tersebut,”
kata Ibnu Munzir.

Menjawab polemik progres
antara pembangunan tanggul penahan Tsunami atau penanaman
mangrove di sepanjang Teluk
Palu, Ibnu menjelaskan setelah dialog Libu Ntodea beberapa hari lalu, masih
menimbang mana yang terbaik.

“Dalam hal ini, bukan
mencari mana yang terbaik maupun tidak. Tapi sudah masuk dalam tahap mencari
kolaborasi mana yang sesuai di terapkan. Namun juga perlu adanya kombinasi
antara kedua pola tersebut, ” jelasnya.

Ditambahkanya, dari hasil
dialog antara Pemkot Palu bersama para pakar, diketahui bahwa di Teluk Palu
bisa ditanami Mangrove. Namun tidak semua wilayah dapat ditanami pohon tersebut.
“Terdapat wilayah-wilayah tertentu di Teluk Pau yang dapat ditanami pohon mangrove
atau bakau, ” sebutnya.

Tentu saja beberapa spot
atau wilayah yang dapat ditanami Mangrove tersebut kata Ibnu, perlu dilakukan
pengkajian lagi.

“Namun dari dialog
itu juga, sudah mengerucut kepada save people atau penyelamatan masyarakat kota
Palu. Dari hal tersebut juga terdapat tiga alternativ. Yaitu melalui pendekatan
konsevasi, dalam hal ini penanaman pohon Mangrove, pola tehnik sipil dalam
pembangunan tanggul penahan Tsunami dan menggunakan sistim batu alam. Itu tiga
hal yang berkembang di dialog kemarin,” katanya.

Berangkat dari hal
tersebut cetus Ibnu, tentunya akan dilakukan pengkajian maupun penilaian mana
yang sesuia diterapkan. “Dalam hal ini, titik poin
nya adalah mengutamakan
tingkat keselamatan masyarakat kota Palu. Pada akhirnya yang menikmatinya adal
anak cucu kita semua.  Namun yang pasti
dua pola akan diterapkan. Yaitu pendekatan konservasi atau penanaman Mangrove
di depanya dan tehnik sipil atau pembangunan tanggul penahan Tsunami,”
akunya.

Rencananya juga, lanjut
Ibnu Munzir, struktur kontruksi tanggul penahan Tsunami tersebut dapat dilalui
kendaraan roda empat. Namun kendaraan tidak boleh berhenti, atau menggunakan
pola jalan bebas hambatan.

Selain itu sistim bangunan
tanggulnya bertingkat. ” Selain dapat dilalui kendaraan roda empat. Di
tempat itu juga dibuat spot rekreasi bagi masyarakat dan stand UMKM,”
bebernya.

Progres dari pembangunanya
masih dilakukan kajian atau revisi 
rencana tata ruang dan wilayah. “Pastinya dilakukan terlebih dahulu
revisi RT/RW. Karena hal itu berpengaruh pada perubahan pola struktur tata
ruangnya,” paparnya.
**

Berita terkait