Alkhairaat Mata Air Cemerlang

  • Whatsapp
banner 728x90

PERGURUAN Pendidikan Alkhairaat yang didirikan Habib Sayyid Idrus Bin Salim Aljufri atau Guru Tua bagaikan mata air cemerlang dari Sulawesi Tengah (Sulteng) yang mengalir hingga ke berbagai penjuru Indonesia.

“51 tahun yang lalu guru tua wafat, tapi hanya nyawanya dan badannya tidak lagi bersama kita, tetapi ilmunya, amalnya, dampaknya masih kita rasakan sampai saat ini. Alkhairaat bagaikan mata air cemerlang di Sulteng yang mengalir hingga ke seluruh Indonesia,” ujar Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dalam sambutannya saat menghadiri Haul ke 51 tahun Guru Tua atau Al-Habib Idrus bin Salim Al-Jufri, Sabtu (15/6/2019).

Mata air cemerlang yang ia maksud yaitu semangat menyebarkan agama Islam terutama mendidik masyarakat agar menjadi orang yang berilmu, beramal dan memiliki perilaku yang terpuji melalui lembaga atau organisasi pendidikan yang ia bangun yang kemudian diberi nama Alkhairaat.

Alkhiraat jangan hanya dipandang sebagai warisan Guru Tua, tapi Guru Tua sendiri adalah alim ulama yang selalu memikirkan masa depan dengan membangun pendidikan Alkhairaat. Semasa hidupnya, guru tua berhasil membangun 600 lebih madrasah.

“Kita semua berharap dari haul seperti ini, bukan saja mengenang wafatnya guru tua, tapi juga mengambil hikmah dan pelajarannya. Ketika saya mengirimkan guru – guru ke luar daerah, luar biasa berat tantangannya. Lalu melihat apa yang dilakukan Guru Tua 100 tahun yang lalu, tentu sangat luar biasa beratnya,” kata Anies di depan puluhan ribu warga dari berbagai wilayah di Indonesia dan abnaulkhairaat yang hadir dalam kesempatan itu.

Olehnya ia mengajak seluruh lapisan masyarakat terutama generasi muda di Sulawesi Tengah agar mampu dan terus melanjutkan perjuangan dan semangat Guru Tua utamanya di bidang pendidikan.

Karena tantangan terberat yang dihadapi saat ini yakni kemampuan membaca perubahan zaman. Jika masyarakat mampu membaca perubahan zaman ia yakin perjuangan Guru Tua akan terus dilakukan.

“Kelemahan umat Islam bukan mampu atau tidak mampu, tapi sering tidak membaca perkembangan zaman. Tapi guru tua membaca perkembangan zaman dan menyiapkan generasinya untuk bisa memainkan peran di zamannya,” kata Anies.

Ma’ruf Amin Dukung Guru Tua Pahlawan Nasional Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, KH. Maruf Amin, berjanji bila dirinya nanti dilantik menjadi Wakil Presiden RI maka akan mendorong agar Habib Idrus bin Salim Al-Jufri (Guru Tua) menjadi pahlawan nasional.

Sebab menurutnya Habib Idrus yang dijuluki Guru Tua ternyata seorang Nasionalis. Disamping memiliki tanggungjawab keagamaan, juga memiliki tanggungjawab kebangsaan dan kenegaraan. Oleh karenanya, kata Maruf Amin, Habib Idrus layak diberi gelar Pahlawan Nasional.

Dia menambahkan, Habib Idrus Bin Salim Aljufri adalah ulama besar karena beliau pewaris dan melanjutkan perjuangan para Nabi, dalam rangka risalah dakwah.

Ia berjanji, jika jika amanah untuk menjadi Wakil Presiden Indonesia berada di pundaknya, ia akan mendorong dan mempercepat proses pengangkatan Guru Tua sebagai pahlawan nasional.

“Kalau nanti dilantik jadi wakil presiden, akan saya dorong agar beliau diangkat sebagai pahlawan nasional,” janjinya.

Selain kehadiran Maruf Amin dan Anies Baswedan, pada peringatan Haul ke-51 Guru Tua itu juga turut hadir ribuan umat muslim dan abnaulkhairaat  dari berbagai daerah.

Abnaulkhairaat yang hadir di Haul ke-51 Guru Tua tidak hanya yang berasal dari Pulau Sulawesi, tapi juga dari Pulau Jawa, Maluku, dan beberapa daerah lainnya.

Haul Habib Idrus bin Salim Al-Jufri memang rutin dilaksanakan setiap tahunnya.

Momentum itu mampu menjadi magnet bagi ribuan umat Islam dari berbagai daerah untuk datang ke Kota Palu.

Peringatan Haul biasanya dilaksanakan selama beberapa hari dengan berbagai rangkaian kegiatan.**

Reporter: Ikhsan Madjido

Berita terkait