Reporter/Morowali: Bambang Sumantri
|
BANYAK Cara dilakukan masyarakat muslim
dalam menyambut hari kemenangan Idul Fitri 1440 Hijriyah tahun 2019 Masehi kali
ini.
dalam menyambut hari kemenangan Idul Fitri 1440 Hijriyah tahun 2019 Masehi kali
ini.
Para pemuda Desa Sakita
Kecamatan Bungku Tengah yang tergabung dalam Karang Taruna Sampalaa memilih
tidak menyambut hari besar ummat Islam itu dengan hingar bingar yang tak
bermanfaat seperti pawai kendaraan bermotor yang beresiko kecelakaan dan banyak
menggunakan knalpot bogar.
Kecamatan Bungku Tengah yang tergabung dalam Karang Taruna Sampalaa memilih
tidak menyambut hari besar ummat Islam itu dengan hingar bingar yang tak
bermanfaat seperti pawai kendaraan bermotor yang beresiko kecelakaan dan banyak
menggunakan knalpot bogar.
Kegiatan pawai obor
tersebut bertujuan untuk menghidupkan tradisi lama yang nyaris hilang akibat
perkembangan zaman, seperti yang dikatakan salah satu pengurus Karang Taruna
Sampalaa. “Mari pawai obor, bukan pawai bogar, ini bertujuan untuk
menghidupkan kembali tradisi lama, daripada pawai pakai motor menggunakan
knalpot bogar yang memancing keributan,” ungkapnya.
tersebut bertujuan untuk menghidupkan tradisi lama yang nyaris hilang akibat
perkembangan zaman, seperti yang dikatakan salah satu pengurus Karang Taruna
Sampalaa. “Mari pawai obor, bukan pawai bogar, ini bertujuan untuk
menghidupkan kembali tradisi lama, daripada pawai pakai motor menggunakan
knalpot bogar yang memancing keributan,” ungkapnya.
Pawai yang diikuti
oleh ratusan anak-anak satu desa itu dimulai dari Masjid besar Nuurul Falah,
terus ke Tompaika dan balik lagi sampai ke Masjid Al-Huda dan finish kembali di
Masjid Nuurul Falah.
oleh ratusan anak-anak satu desa itu dimulai dari Masjid besar Nuurul Falah,
terus ke Tompaika dan balik lagi sampai ke Masjid Al-Huda dan finish kembali di
Masjid Nuurul Falah.
Salah seorang warga
Desa Sakita menuturkan bahwa kegiatan itu sangatlah positif dan mengapresiasi
ide dari pengurus karang taruna desa setempat, daripada harus ikut pawai
takbiran menggunakan sepeda motor yang sudah pasti ugal-ugalan.**
Desa Sakita menuturkan bahwa kegiatan itu sangatlah positif dan mengapresiasi
ide dari pengurus karang taruna desa setempat, daripada harus ikut pawai
takbiran menggunakan sepeda motor yang sudah pasti ugal-ugalan.**