Reporter:
Yohanes Clemens
Yohanes Clemens
Kampus Universitas Tadulako (Untad), Sabtu, 1 Juni 2019,
mengadakan upacara untuk memperingati hari kelahiran Pancasila. Upacara
tersebut, dihadiri Ketua Senat Untad, Para Wakil Rektor, para Dekan dan Wakil
Dekan, serta para staf dilingkup Untad.
mengadakan upacara untuk memperingati hari kelahiran Pancasila. Upacara
tersebut, dihadiri Ketua Senat Untad, Para Wakil Rektor, para Dekan dan Wakil
Dekan, serta para staf dilingkup Untad.
Rektor Untad, Prof Dr Ir H
Mahfudz MP, saat membaca sambutan Plt Kepala Badan Pembinaan Idiologi Pancasila
Republik Indonesia (RI) Hariyono, mengatakan, Pancasila mampu menyatukan kita
semua sebagai satu bangsa, dan hidup dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sebagaimana yang sudah kita ketahui semua, bahwa kondisi geografis yang
memposisikan wilayah Indonesia sebagai Negara kepulauan makin memperkokoh
konsep dan keyakinan akan “tanah air Indonesia”.
Mahfudz MP, saat membaca sambutan Plt Kepala Badan Pembinaan Idiologi Pancasila
Republik Indonesia (RI) Hariyono, mengatakan, Pancasila mampu menyatukan kita
semua sebagai satu bangsa, dan hidup dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Sebagaimana yang sudah kita ketahui semua, bahwa kondisi geografis yang
memposisikan wilayah Indonesia sebagai Negara kepulauan makin memperkokoh
konsep dan keyakinan akan “tanah air Indonesia”.
Kesatuan, lajut Prof Mahfudz,
gugusan pulau yang berada di antara dua Samudra, Pasifik dan Hindia, serta di
antara dua Benua, Asia dan Australia, meneguhkan bahwa kita sebagai bangsa
memiliki ruang hidup tanah-air sebagai satu kesatuan. Ada relasi dan perpaduan antara darat
dan laut yang saling menguatkan sebagaimana dalam konsep wawasan
nusantara.
gugusan pulau yang berada di antara dua Samudra, Pasifik dan Hindia, serta di
antara dua Benua, Asia dan Australia, meneguhkan bahwa kita sebagai bangsa
memiliki ruang hidup tanah-air sebagai satu kesatuan. Ada relasi dan perpaduan antara darat
dan laut yang saling menguatkan sebagaimana dalam konsep wawasan
nusantara.
“Di wilayah Nusantara tumbuh
flora dan fauna yang beragam. Keberagam merupakan karakteristik dari
keindonesiaan. Demikian pula secara antropologis dan sosiologis keberagaman
ras, etnis, agama, kepercayaan dan budaya yang ada di Indonesia sudah ada sejak
masa pra aksara hingga sekarang. Kita Indonesia hidup dan bahagia dalam
keberagaman,” jelasnya.
flora dan fauna yang beragam. Keberagam merupakan karakteristik dari
keindonesiaan. Demikian pula secara antropologis dan sosiologis keberagaman
ras, etnis, agama, kepercayaan dan budaya yang ada di Indonesia sudah ada sejak
masa pra aksara hingga sekarang. Kita Indonesia hidup dan bahagia dalam
keberagaman,” jelasnya.
Pancasila, lanjut Rektor, sebagai
dasar Negara, ideologi negara dan pandangan hidup bangsa yang digali oleh para
“pendiri bangsa” merupakan suatu anugerah yang tiada tara dari Tuhan
Yang Maha Esa buat bangsa Indonesia. Walaupun kita sebagai bangsa masih belum
secara sempurna berhasil merealisasikan nilai-nilai Pancasila, kita akui bahwa
eksistensi keindonesiaan baik sebagai bangsa maupun sebagai Negara masih dapat
bertahan hingga kini berkat Pancasila.
dasar Negara, ideologi negara dan pandangan hidup bangsa yang digali oleh para
“pendiri bangsa” merupakan suatu anugerah yang tiada tara dari Tuhan
Yang Maha Esa buat bangsa Indonesia. Walaupun kita sebagai bangsa masih belum
secara sempurna berhasil merealisasikan nilai-nilai Pancasila, kita akui bahwa
eksistensi keindonesiaan baik sebagai bangsa maupun sebagai Negara masih dapat
bertahan hingga kini berkat Pancasila.
“Berkat Pancasila yang
berkelindan dengan nilai-nilai inklusivitas, toleransi dan gotong royong
keberagaman yang ada menjadi suatu berkah. Berkat Pancasila sebagai bintang
penuntun keberagaman yang ada dapat dirajut menjadi identitas nasional dalam
wadah dan slogan “Bhinneka Tunggal Ika’
berkelindan dengan nilai-nilai inklusivitas, toleransi dan gotong royong
keberagaman yang ada menjadi suatu berkah. Berkat Pancasila sebagai bintang
penuntun keberagaman yang ada dapat dirajut menjadi identitas nasional dalam
wadah dan slogan “Bhinneka Tunggal Ika’
Dalam konteks itulah, sesuai
dengan pesan Presiden Jokowi bahwa memperingati dan merayakan hari kelahiran
Pancasila setiap tanggal 1 Juni merupakan suatu keniscayaan.
dengan pesan Presiden Jokowi bahwa memperingati dan merayakan hari kelahiran
Pancasila setiap tanggal 1 Juni merupakan suatu keniscayaan.
“Untuk itu diperlukan
kesadaran dan pemahaman untuk saling menghormati, saling bekerjasama, bergotong
royong dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Kondisi demikian dapat
berkembang melalui budaya politik kewargaan yang demokratis. Budaya politik
yang dapat menumbuhkan dan merawat harapan, bukan politik yang menimbulkan ketakutan.
kesadaran dan pemahaman untuk saling menghormati, saling bekerjasama, bergotong
royong dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Kondisi demikian dapat
berkembang melalui budaya politik kewargaan yang demokratis. Budaya politik
yang dapat menumbuhkan dan merawat harapan, bukan politik yang menimbulkan ketakutan.
Kita Indonesia, Kita Pancasila adalah sosok
yang percaya diri, optimis dan penuh harapan dalam menatap masa depan sebagai
bangsa yang maju, adil dan makmur,” tandasnya. ***
yang percaya diri, optimis dan penuh harapan dalam menatap masa depan sebagai
bangsa yang maju, adil dan makmur,” tandasnya. ***