Regenerasi atau Mendongkel SBY ?

  • Whatsapp
banner 728x90

Wacana KLB Demokrat
 Sumber: tirto.id

WACANA Pergantian kursi ketua umum
partai politik mulai bermunculan usai pelaksanaan pemilihan umum (Pemilu) 2019.
Salah satunya adalah Partai Demokrat yang didesak oleh sejumlah kader seniornya
untuk melakukan regenerasi.

Kader senior yang tergabung dalam Gerakan Moral
Penyelamatan Partai Demokrat (GMPPD) diketahui mendorong pengurus DPP agar
menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) paling lambat pada 9 September 2019. Padahal
normalnya, suksesi di partai berlambang mercy itu digelar lima tahunan atau
pada 2020.

Beberapa politikus senior yang tergabung dalam gerakan
ini, yakni: Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Max Sopacua, pendiri
Demokrat yang juga Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat Ahmad Mubarok, dan
tokoh senior lain seperti Ahmad Jaya dan Ishak.

Namun, Max Sopacua saat dihubungi reporter Tirto,
Senin (17/6/2019) membantah jika usulan KLB untuk mengganti Susilo Bambang
Yudhoyono sebagai ketua umum. Ia mengklaim, tujuan mempercepat kongres ini
hanya untuk mengumpulkan seluruh kader dan mencari solusi terkait masalah yang
dihadapi partai.

Masalah tersebut adalah menurunnya suara Partai
Demokrat pada setiap perhelatan pemilu. Pada Pemilu 2014, misalnya, partai
berlambang mercy itu anjlok dari 20,85 persen pada Pemilu 2009 menjadi hanya
10,9 persen. Sementara pada Pemilu 2019 turun menjadi 7,7 persen.

“Kami enggak ada urusan ke sana [pergantian SBY], kami
hanya mengomentari bagaimana membesarkan partai di 2024, dari 7,7 persen sekarang
[Pemilu 2019] dan bagaimana di [Pemilu] 2024 lebih baik,” ujar Max.

Percepatan forum semacam KLB, menurut Max, memang
diperlukan untuk melakukan evaluasi dan instrospeksi agar partai tak kembali
jatuh pada Pemilu 2024.

KLB, kata Max, juga merupakan usulan alternatif karena
yang ia dan senior-senior lain inginkan adalah berkumpulnya kader-kader Partai
Demokrat dalam sebuah forum untuk memikirkan nasib partai.

“KLB hanya alternatif. Orang yang enggak baca
seluruhnya saja yang menganggap KLB, padahal bukan KLB yang dibicarakan. Yang
dibicarakan adalah membesarkan partai ke depan, mengevaluasi dan membesarkan
partai [melalui sebuah forum],” jelas Max.

Hal senada diungkapkan Anggota Dewan Pembina Partai
Demokrat Ahmad Mubarok. Ia mengatakan dirinya dan senior-senior parpol prihatin
terhadap kondisi internal partai, terutama soal perolehan suara partai yang
menurun dalam dua pemilu terakhir.

“Sudah lama enggak ada forum, baik itu namanya
Rakernas atau Rapimnas. Ini juga menyikapi menurunnya suara Demokrat setiap
pemilu yah. Masa dari kita bisa dapat hampir 21 persen ke 7 persen, cuma
sepertiganya saja,” kata Mubarok saat dihubungi reporter Tirto, Sabtu
(15/6/2019).

Mubarok mengatakan, soal pergantian ketua umum dalam
KLB nanti, hal itu bisa saja terjadi asalkan sesuai dengan AD/ART partai.

Untuk itu, kata dia, dirinya dan sejumlah kader senior
mengusulkan putra sulung SBY, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) karena dinilainya
merupakan sosok yang paling siap, bukan karena ia adalah anak SBY. 
Namun, kata Mubarok, dalam forum seperti KLB, ia yakin
akan muncul nama-nama lain, selain AHY. 

“[AHY] itu dimunculkan karena belum ada
nama lain. Nah, dalam forum pasti muncul nama-nama lain, biar nanti dipilih,
kan, Demokrat partai terbuka,” kata dia.

SBY memang telah lama memimpin Partai Demokrat. Namun,
dalam dua pemilu terakhir yakni 2014 dan 2019 perolehan suaranya terus menurun.
Padahal, nama besar SBY sebagai Presiden ke-6 RI masih harum dan ini juga terus
dibangun citranya oleh Demokrat.

Hanya saja, hal itu ternyata tidak mendongkrak
elektabilitas Demokrat. Karena itu, kata Mubarok, regenerasi kepemimpinan juga
perlu dilakukan. Apalagi, kata dia, SBY tengah dirudung duka setelah istri
tercintanya, Ani Yudhoyono wafat.

Menurut Mubarok, bila memang nantinya dalam KLB
tersebut ada yang mengusulkan SBY diganti, maka hal itu merupakan wujud rasa
sayang senior Demokrat dan kader-kader lainnya agar SBY tak perlu repot lagi
mengurus partai.

“Beliau, kan, mantan presiden, sekarang dalam
keadaan duka, kami kan sungkan jadinya kalau kritik. Justru ini dalam rangka
menyayangi pak SBY, pak SBY jadi penasihat saja, enggak usah terlalu ngurus
partai, regenerasi lah. Megawati (Ketum PDIP) saja udah mau turun, kongresnya
dipercepat,” ucap Mubarok.
**

Berita terkait