Tambang & Banjir UNTUK Siapa?

  • Whatsapp
banner 728x90

 MOROWALI
Banjir Besar Landa Sejumlah Wilayah di Kabupaten Morowali/BS

 
editor/wartawan/sumber: Andono wibisono
                             Bambang sumantri
                             Antaranews.com/kumparan
KABUPATEN Morowali,
Provinsi Sulawesi Tengah adalah kabupaten terparah diterjang banjir sepanjang
tahun ini, setelah wilayah Kabupaten Sigi Desa Bangga dan sekitarnya di awal
2019. Karena hampir semua kecamatan di Kabupaten Morowali mengalami banjir
hingga dada orang dewasa.
Menurut  Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Sulteng, penyebab
bencana banjir keseluruhan di Kabupaten Morowali, akibat ada aktifitas
pertambangan di hulu sungai. Demikian Direktur Eksekutif Jatam (9/6), Syahrudin
Ariestal Douw, rilisnya yang disampaikan terbuka ke publik. Ia mengatakan ada
tiga hal penyebab banjir di sejumlah daerah di Morowali.
Pertama kata dia, industri tambang
adalah penyebab utama banjir di Morowali. Kemudian kedua, kata dia, pemerintah
lalai melihat keselamatan lingkungan. Akibatnya, izin dikeluarkan melebihi daya
dukung lingkungan.

Selanjutnya kata dia, banjir adalah pintu
masuk bagi institusi penegak hukum untuk melakukan penindakan perusahaan
tambang serta melakukan evaluasi agar perizinan yang jumlahnya masih di angka
seratusan itu di Kabupaten Morowali, menjadi tinggal dua atau tiga izin saja. “Kami
mendesak pemerintah agar segera melakukan evaluasi tambang secara serius dan
terbuka,” ujarnya. Selama ini, katanya  pemerintah tidak serius dalam penanganan
tambang. Itu nampak terlihat tidak adanya laporan secara berkala kepada publik.
“Izin apa saja perusahaan yang dicabut dan perusahaan apa saja yang baru
diberikan izin,” terang Syahrudin.
Kemudian, indikator banjir yang hampir
terjadi di semua kecamatan tambahnya, menandakan dahulu banjir biasanya hanya
di satu tempat, tapi kini merata. Ini pertanda ada indikasi bahwa ada aktivitas
merusak hutan di hulu sungai.

Selanjutnya kata dia, publik seperti
NGO tidak pernah dilibatkan secara langsung dalam evaluasi, sehingga alat ukur
evaluasi tidak transparan.

Dia menambahkan, pemerintah jangan
hanya mengejar pendapata asli daerah (PAD) tanpa memperhatikan aspek
lingkungan. Kalau logikanya kejar PAD. Kata dia, jual saja daerah ini pada
investor. Tapi bila tujuannya adalah kesejahteraan dan keselamatan hidup
rakyat, maka harus dilakukan evaluasi.

Soal menanganan bencana banjir di Morowali, Kepala BPBD Sulteng,
Bartholomeus Tandigala mengaku mengirim dua truk bantuan. Truk pertama berisi
tenda, matras, selimut dan jas hujan. Sedangkan truk kedua berisi tim reaksi
cepat (TRC). BPBD tidak mengirim bantuan makanan karena sesuai permintaan BPBD
Kabupaten Morowali (10/06/2019) yang dikutip dari antaranews.com.

Pertanyaan saat ini, apakah aktifitas tambang di Morowali memberikan
dampak positif pada masyarakat lingkar tambang, masyarakat umum di daerah itu.
Dampak positif itu bisa yang disebut Jatam Sulteng, soal keselamatan lingkungan
dan meningkatkan kesejateraan masyarakat akibat aktifitas pertambangan. Siapa
paling diuntungkan?

Bencana banjir nyaris merata dirasakan rakyat Morowali sudah barang
tentu membawa dampak kerugian. Baik kerugian material, lahan, peternakan,
pertanian dan nelayan tangkap di wilayah itu. Terlebih, hasil laporan beberapa
media menyebut bahwa kerugian bencana banjir Morowali juga merusak sejumlah
infrastruktur yang menjadi tanggung jab pemerintah pusat, yaitu jalan trans
Sulawesi dari Morowali ke Konawe Sulawesi Tenggara.


IMIP Kerahkan Alat Berat Tangani Banjir 
IMIP Kerahkan Alat Berat Tangani Banjir 
 PT Indonesia Morowali
Industrial Park
sejak kemarin mengerahkan sejumlah kendaraan alat berat untuk
menangani longsor di sejumlah titik akibat bencana banjir yang terjadi sejak
tiga hari lalu. 
Pengerahan kendaraan alat berat ini
juga untuk mengalirkan air banjir agar bisa secepatnya surut. 
“Tim PT IMIP saat
ini sedang berusaha keras mencoba membenahi longsoran-longsoran di sejumlah
titik dengan mengerahkan kendaraan alat berat untuk mengalirkan air” kata
Senior Vice Presiden PT IMIP, Slamet Panggabean di Morowali,  Selasa
(11/6/2019).
Menurut Slamet, selain
pengerahan kendaraan alat berat, team IMIP dilapangan juga sedang mengerjakan
pembuatan rakit penyeberangan sementara di jembatan Dampala yang putus akibat
terjangan banjir.  Diharapkan, pengerjaan rakit penyebrangan itu bisa
segera selesai supaya penyebrangan ke arah Bungku terbantu dulu secara darurat.
“Yang jelas pihak IMIP akan membantu apa yang kami bisa”
singkatnya. 
Terkait operasional
pabrik di kawasan PT IMIP kata Slamet, tetap beroperasi seperti biasa karena
mayoritas karyawan bermukim di desa-desa sekitar kawasan PT IMIP. Ia
mengatakan, atas nama manajemen, pihaknya mengaku prihatin dengan bencana
banjir tersebut. Pihaknya berharap, seluruh pemangku kepentingan bersama stake
holder di Morowali dan masyarakat bisa bersatu padu serta saling bekerja sama
agar situasi bisa segera pulih kembali.**

Berita terkait