Juni Diperbaiki, Juli Patah Antrian Panjang Terjadi Lagi

  • Whatsapp
banner 728x90

JALUR TRANS SULAWESI 

Reportase/morowali: Bambang sumantri

JEMBATAN Belly di Desa Dampala Kecamatan Bahodopi yang dibangun sebagai jalur
alternatif untuk menyebrangi Sungai Dampala kembali patah. Jembatan Belly
menghubungkan trans Sulawesi. Akibatnya antrian panjang mobil kembali terjadi.
Padahal, jembatan itu baru saja dibangun, Juni 2019 lalu pasca putus diterjang
banjir bandang.

Rusaknya kembali Jembatan Belly diduga karena lemahnya pengawasan
penggunaan jembatan. Diduga truk truk dengan kapasitas besar, seperti truk
ekspedisi dan lainnya yang tidak diatur penggunaannya. Tony, salah seorang
pengguna jalan di Trans Sulawesi di lokasi mengatakan, pihak terkait tidak
mengawasi kendaraan yang melewati jembatan tersebut. Akibatnya, jembatan Belly patah
dan menimbulkan kemacetan.

‘’Jembatan seperti ini harusnya dibatasi muatan dengan berat 8 ton,
namun pada kenyataannya truk ekspedisi yang melebihi kapasitas juga melewati
jembatan ini, sehingga jembatannya anjlok dan membuat kendaraan lain harus
mengantri lagi menunggu perbaikan” ungkapnya.

Ia berharap, pemerintah melakukan pengawasan dan membatasi muatan
kendaraan yang melewati jembatan Belly tersebut sambil membangun jembatan utama
yang akan dibangun di jalur Trans Sulawesi. “Pemerintah harus mengawasi
jembatan ini, karena kalau tidak, jembatan ini akan rusak lagi dan jalur
transportasi menuju Bahodopi hingga Kendari bisa lumpuh” tandasnya.

Pada saat jembatan Ipi putus tahun 2013 silam, untuk jalur trans juga
dibangun jembatan Belly, namun tak pernah jebol karena diawasi oleh pihak Dinas
Perhubungan dan Satpol PP sehingga kendaraan bermuatan berat tak boleh melintas.
**

Berita terkait