Dr Nur Ali Bantah Utak-Atik UKT K1 ke K3

  • Whatsapp
Rektor: Isu Yang Beredar Hoax     
Reporter:
Tim Kaili Post
  
Isu
miring
yang dihembuskan oknum yang mau cuci tangan perihal perubahan Uang Kuliah Tunggal (UKT) dari Kategori-1 (K-1)
Rp500 ribu/semester menjadi K-3 Rp1.750.000/semester yang saat ini sedang
diributkan mahasiswa korban kesewenang-wenangan itu, dibantah keras oleh Wakil
Rektor (Warek) Bidang Umum dan Keuangan Dr Muhammad Nur Ali, M.Si.

“Walaupun UKT
adalah bagian dari keuangan, namun dalam hal merubah-rubah UKT K-1 ke K-3 sama
sekali tanpa sepengetahuan saya dan itu memang kewenangan Pak Rektor,”
tegas Nur Ali mantan Dekan FISP itu, kepada Media ini.

Untuk itu, saat
ditanya bagaimana sikapnya menanggapi kegelisahan ini? putera Poso Pesisir ini
tidak mau berkomentar. “Saya ini ranga hanya pembantu, sebaiknya tanya langsung
jo sama Bapak
(Rektor-Red)”, pinta Nur Ali yang dikenal rendah hati ini.

Menurut mantan
Ketua LPPMP Untad itu, kita ini harus patuh. Apapun yang diputuskan Rektor,
kita tidak bisa campuri. “Namanya juga cuma wakil, saya harus tahu diri,
dan tidak mau kasian kajuru-juru,” urainya dengan nada prihatin.

Diketahui,
sebagaimana yang berkembang di tengah-tengah masyarakat, kegelisahan mahasiswa
dan orangtua mahasiswa korban Bencana Alam Pasigala, telah mendapat perhatian
besar pada semester-semester sebelumnya dengan adanya perubahan UKT dari K-3
menjadi K-1.

Namun, bersamaan
dalam penerimaan mahasiswa baru ini, banyak mahasiswa lama yang harus tidak
mendaftar ulang pada semester awal 2019/2020. Sebab, saat ke Bank UKT mereka
tiba-tiba berubah dari K-1 Rp500 ribu/semester menjadi K-3 kembali
Rp1.750.000/semester.

Menurut salah seorang
mahasiswa korban kesewenang-wenangan ini, pihaknya tidak menyangka Rektor yang
penampilannya biasa-biasa, tapi keputusannya sangat kejam dan menyakitkan.

Para orang tua
korban UKT K-3 yang ditanya perihal ini berharap agar Rektor tidak merasa “super”
dengan mengandalkan jabatannya. Sebab, jika kami semua tidak bisa menahan diri
maka tentu akan ada dampaknya padahal Untad ini harus kita jaga.
“Saya
ingatkan, jangan kami anak daerah dari tanah kaili ini diperlakukan sebagai
anak tiri. Kami semua sabar, tapi pada saatnya kami akan melakukan sesuatu
untuk menyadarkan suatu kesombongan dan sewenang-wenang. Termasuk Pembantu
Rektor I, yang banyak korban anak-anak tidak diterima.
Karena saya dengar
banyak nota titipan dari keluarga yang
dikenali. Mohon sadarilah jabatan itu amanah dan jangan mentang-mentang,
katanya kepada media ini, dan tak mau di tulis namanya.
Sedangkan, Rektor
Untad, Prof Dr Ir H Mahfudz MP, saat ditanyai soal itu mengatakan, tidak ada
yang seperti itu, dan isu tersebut adalah hoax.
“Tidak mungkin
saya rubah keputusan rektor sebelumnya. Kalau sudah ditetapkan k1 ya tetap k1
dinda,” jelas Prof Mahfudz, melalui pesan singkat whatsap.

Sedangkan, saat
ditanyai soal info yang beredar adanya calo, Rektor Untad katakan, mungkin calo
dari luar yang bergentangan. Tapi, internal pengelola, Insya allah tidak ada dan jika terbukti ada staf yang melakukan akan kami sanksi sesuai aturan.
Kalau ada yang
melakukan dan terbukti saya akan sanksi dinda,” tandasnya.
Dilain Hal Dr
Lukman, mengatakan sebetulnya tidak kacau. Kami yang memiliki keterbatasan
dalam pelayanan. Setelah gempa, banyak fasilitas kampus yang belum terbenahi
secara optimal, dampaknya berimplikasi pada layanan. ***

Berita terkait