Kerjasama Kemenperin, Disperindag Sulteng Gelar Bimtek dan Revitalisasi IKM Pasca Bencana

  • Whatsapp
banner 728x90
Ditjen IKMA Kemenperin, Gati Wibawaningsih saat membuka bimtek & revitalisasi IKM Pascabencana di Palu (20/8/2019)

Gubernur Sulawesi Tengah diwakili Kepala Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Richard Arnaldo Djanggola SE,MSA bersama Tim
Kementerian Perindustrian  melalui
Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (Ditjen IKMA) Gati
Wibawaningsih secara resmi membuka Bimbingan Teknik dan Revitalisasi Industri
Kecil Menengah (IKM) bertempat di Hotel Best Western Palu, Selasa (20/8/2019).
Dirjen Gati Wibawaningsih menyampaikan Ditjen
IKMA berupaya mendorong tumbuhnya wirausaha baru IKM dan revitalisasi sentra di
Sulawesi Tengah khususnya Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Kabupaten Donggala
dalam rangka penyerapan tenaga kerja untuk meningkatkan perekonomian Sulawesi
Tengah pasca gempa.
Menurutnya, upaya yang dilakukan melalui
pelaksanaan kegiatan bimbingan teknis yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan sumber daya manusia dalam berwirausaha terutama melalui peningkatan
etos kerja dan produktivitas kreativitas dan inovasi yang merupakan rangkaian
kegiatan revitalisasi industri kecil menengah pasca bencana di Sulawesi Tengah.
Selain bimbingan teknis Ditjen IKMA lanjut Gati
Wibawaningsih juga memberikan bantuan start up capital berupa peralatan
produksi kepada kelompok usaha yang berada di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan
Kabupaten Donggala.
“Saya berharap dengan sinergi yang dibangun
antara Kementerian Perindustrian dengan segenap dinas yang membawahi sektor
industri di Sulawesi Tengah dapat berakselerasi dalam peningkatan jumlah
wirausaha industri baru, meningkatkan potensi dan berkontribusi mengembangkan
pemberdayaan ekonomi yang pada akhirnya berdampak positif terhadap ekonomi
Sulawesi Tengah pasca bencana,” tuturnya.
Sementara itu Kepala Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Provinsi Sulawesi Tengah, 
Richard Arnaldo Djanggola  menyambut
baik dan mengapresiasi kegiatan revitalisasi industri kecil dan menengah pasca
bencana di Sulawesi Tengah yang di prakarsai oleh Direktorat Jenderal Industri
Kecil Menengah dan Aneka Kementrian Perindustrian Republik Indonesia.
Kegiatan tersebut antara lain pelatihan desain
dan fasilitasi mesin / peralatan sentra IKM rotan, yang di laksanakan di Kota
Palu; bimbingan teknis dan fasilitasi mesin / peralatan WUB IKM pakaian jadi /
konveksi yang di laksanakan di Kota Palu dan di Kabupaten Sigi; bimbingan
teknis dan fasilitasi mesin / peralatan WUB IKM perbengkelan roda dua, dan
pengelasan, yang di laksanakan di Kota Palu, di Kabupaten Sigi dan Kabupaten
Donggala; dan fasilitasi mesin / peralatan IKM reparasi AC, yang di laksanakan
di Kota Palu.

“Sudah hampir setahun kita lewati bencana
alam gempa bumi, tsunami dan likuifaksi yang terjadi di Kota Palu, Kabupaten
Sigi dan Kabupaten Donggala, dampak dari bencana tersebut, selain menelan
korban jiwa juga merusak berbagai sarana prasana umum, bangunan, tempat tinggal
termasuk tempat-tempat usaha baik berskala kecil, menengah maupun berskala
besar, namun apa-pun cobaan yang diberikan Tuhan Yang Maha Esa, kita harus
menerimanya dengan lapang-dada dan ikhlas, tapi kita tidak boleh berdiam, kita
harus kuat dan harus bangkit kembali menjalani kehidupan ini,” ujar
Kadisperindag dalam sambutan gubernur.

Lebih lanjut dikatakannya, program kegiatan
revitalisasi industri kecil dan menengah pasca bencana di Sulawesi Tengah yang
di selenggarakan oleh Direktorat Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka
Kementrian Perindustrian Republik Indonesia sangat tepat dan penting dalam
menghidupakan kembali usaha-usaha kecil maupun menengah, atau membuka usaha
baru bagi masyarakat yang kehilangan pekerjaan, karena dunia kerja saat ini
bukan hanya menjadi pegawai negeri, tetapi dunia kerja sangat luas dan yang
pasti membutuhkan sumberdaya manusia yang ahli dan terampil serta mampu membuka
lapangan pekerjaan.
Tuntutan keahlian yang terampil bagi seseorang
tenaga kerja menurut gubernur sangat diperlukan, karena yang ada sekarang hanya
bisa bekerja namun kualitas hasilnya belum memuaskan, sebagai contohnya, yaitu
pada usaha pengelasan, dimana tukang las hanya bisa pengelas tapi hasilnya
tidak memuaskan bagi konsumen, demikian juga dengan pekerjaan pada usaha-usaha
lainnya.

Oleh sebab itu, melalui kegiatan bimbingan dan
pelatihan yang dilaksanakan, diharapkan bisa memberi perubahan dalam bekerja
maupun dalam membuka usaha baru, agar pekerjaan atau usaha baru yang mereka
lakukan nantinya, dapat memberi kualitas yang baik pada hasilnya, dengan
sendirinya akan sejalan dengan pendapatan ekonominya menjadi lebih baik untuk
dimasa sekarang hingga dimasa-masa mendatang. (Humpro Sulteng)**

Berita terkait