Bertemakan inovasi dan kreatif, Forum komunikasi mualaf indonesia (FKMI) kota Palu, menggelar lomba kreasi kelor dan makan gratis di lapangan Vatu Lemo, Minggu (29/9/2019).
Lomba kreasi kelor tersebut, diikuti 23 kontestan dari berbagai UKM yang ada di kota Palu. Dari pantauan media ini, aneka masakan hingga camilan berbahan baku kelor disajikan para perserta lomba.
Ketua panitia sekaligus pimpinan forum FKMI, Heny Tatangke menjelaskan bahwa kegiatan yang diadakan selama tiga hari tersebut, meliputi lomba mewarnai anak usia 5 hingga 7 tahun, seminar kelor, lomba kreasi kelor, work shop, tarian pelajar se’ kota Palu.
“Dari 23 peserta lomba, tercipta 250 kreasi kelor. Selain itu tersedia 5000 mangkok sayur kelor dan makanan gratis. Ini yang pertama digelar di kota Palu. Kemungkinan juga di Indonesia, ” terangnya.
Dari pengakuan salah seorang pengusaha sukses yang berkecimpung di bisnis kelor, Atau owner PT. Moringga Organisasi Indonesia, mengaku akan membuat festival kelor Internasional di kota Palu tahun depan.
Nantinya ditambahkan kriteria penilaian, meliputi rasa, kekompakan tim, kreasi makanan, dan penyajiannya dengan berbahan baku kelor.
Sementara, kepala Perusahaan daerah (Perusda) kota Palu, Wibowo Syafii, membeberkan bahwa keikutsertaan Perusda dalam kegiatan FKMI, merupakan salah satu visi dari Walikota Palu, dalam meningkatkan ekonomi kerakyatan.
“Salah satu visi dari Walikota Palu, dalam kegiatan mengembangkan usaha lokal, dengan memiliki sebuah wadah. Olehnya Perusda sendiri ditunjuk sebagai wadah dalam kegiatan UMKM di kota Palu, ” jelasnya.
Dia juga berkeinginan agar semua prodak lokal yang ada di kota Palu, memilik pangsa pasar. Perusda sendiri akan menjadi marketing dalam mencari peluang pemasaran baik domestik hingga manca negara.
“Seperti pemaparan salah seorang master kelor dari Indonesia, Dody. Dia berharap bagaimana Perusda kota Palu, sama dengan Perusda BUMD di NTT. Semua produk yang berkaitan dengan kelor, Perusda yang menjadi wadahnya, ” jelasnya.
“Menurut saya, kota Palu memilik potensi besar dalam pengembangan produk lokalnya. Seperti festival kelor pada hari ini, terdapat 25 item varian makanan dari kelor, ” akunya.***
Reporter: Firmansyah Lawawi