Berawal dari kegemarannya mengkonsumsi kopi, anak muda satu ini mencoba memanfaatkan kearifan lokal. Dengan membuat prodak dari salah satu tanaman khas suku Kaili. Dari hasil kreasinya, Fandy (35 tahun) melakukan inovasi kopi berbahan dasar kelor dan jahe.
“Terinspirasi dari ayah saya yang menanam 100 pohon kelor. Berawal dari hal itu, saya berfikir bagaimana memanfaatkan tanaman khas tanah Kaili itu, menjadi sebuah produk. Selain itu juga didasari hobi dalam mengkonsumsi kopi. Sehingga bisa menghasilkan minuman yang praktis dan kaya manfaat. Namun rasanya senikmat kopi, ” ungkapnya saat mengikuti lomba kreasi Kelor, Minggu (29/9/2019) di lapangan Vatu Lemo.
Bahan baku dalam meracik kopi jahe (Jheko) menurut Fandy, menggunakan bahan alami. Diantaranya seperti daun kelor, jahe, gula pasir, dan tanaman herbal lainya.
“Kelor sebagai bahan baku dasar pembuatan kopi jheko, diambil di kebun, sementara jahe dibeli, ” paparnya.
Pangsa pasarnya sendiri kata anggota karang taruna Poviata, Kelurahan Nunu itu, masih melalui media sosial dan Instagram.
“Untuk pemasarannya, kami masih menggunakan medsos. Karena saat ini masih menunggu legalitas dari Dinas Kesehatan. Izin dari BPOM juga masih menunggu BRP. Kemarin juga kami sudah bertemu dengan Sekprov Sulteng. Insya allah pemerintah daerah mendukungnya,” jelasnya.
Produksi awal dari kopi Jheko lanjut Fandy, sudah dimulai selama dua bulan. Sementara brand produk dan penjualannya baru berjalan tiga minggu. Menghasilkan kurang lebih 300 bungkus kopi jheko.
Kopi jheko terdiri dari berbagai paket kemasan. Ukuran berat 70 gram, 150 gram dan 200 gram. Untuk berat 200 gram, dibanderol dengan harga Rp.50.000. Estimasi keuntungan dari produk Jheko sendiri, lima puluh persen dari modal itu sendiri, ” akunya.
Selain itu, pihaknya juga memproduksi olahan makanan berbahan dasar kelor. Seperti bubuk balado kelor bumbu pedas. “bubuk balado kelor bumbu pedas, rasanya dijamin mantap, ” terangnya.
Dia juga berharap kepada pemerintah daerah agar pengusaha lokal yang baru menjejakan kakinya di dunia bisnis, untuk mendorong usaha mereka. Sehingga kedepannya kota Palu bisa menjadi pusat prodak berkualitas.
Reporter: Firmansyah Lawawi