Refleksi 1 Tahun Padagimo Bangkit

  • Whatsapp
Model Shelter Huntara/Foto: Yohanes/Kailipost
banner 728x90

Siapapun tiada yang tak terpukul bila ditimpa bencana, dengan korban ribuan jiwa dan puluhan ribu rumah rusak membuat duka mendalam.

Koordinator Shelter Cluster, Arwin Soelaksono mengatakan, ketimbang tenggelam dalam duka sebagian masyarakat segera bangkit. Semangat kebangkitan tanpa menyerah, inilah yang diperingati sebagai Satu Tahun Padagimo Bangkit. Semangat ini memiliki kandungan percaya diri, pengharapan serta tekad untuk segera pulih.

“Pengalaman membuktikan bahwa masyarakat mengetahui jalan pemulihan yang terbaik, serta yang paling cocok bagi mereka sendiri. Sehingga, bila ada bantuan yang tidak sejalan dengan jalan pemulihan yang mereka kehendaki, maka akan beresiko pada kegagalan,” ujar Arwin.

Dalam setahun, kata Dia, ini Tim Pendukung Sub-Klaster Shelter bersama dengan Pemerintah dan lembaga-lembaga mitra (NGO) telah membangun sinergi yang semakin kuat bersama sekitar 80 LSM Lembaga Kemanusiaan.

“LSM-LSM ini telah mendampingi masyarakat pada masa darurat untuk 31.000 keluarga dan membantu masa pemulihan dan membangun hunian sementara (Huntara) untuk 19,648 keluarga,” jelasnya.

Dia melanjutkan, dari jumlah tersebut 34% merupakan huntara individual, sedangkan sisanya adalah huntara yang bersifat komunal. Berdasarkan observasi, huntara individual memiliki tingkat okupansi dan kepuasan lebih tinggi dibandingkan dengan yang komunal.

“Tim Pendukung Sub-Klaster Shelter bersama beberapa lembaga kemanusiaan lainnya juga mendukung pemerintah untuk menerbitkan Sk Gubernur no. 369/476/DIS.S0S-G.ST/2018 tentang Pedoman Penyediaan Huntara bagi korban bencana alam yang mengatur agar hunian sementara yang disediakan oleh lembaga non-pemerintah bisa memberikan rasa aman, nyaman, bermartabat, dan mendukung proses transisi yang mulus untuk pemulihan,” ungkapnya.

Produk hukum yang masih dalam proses adalah Surat Keputusan Gubernur agar para LSM tidak menggunakan bahan berbahaya untuk proses rekonstruksi, seperti bahan yang mengandung asbestos. Untuk mendukung masyarakat melakukan pembangunan kembali rumah mereka, Tim Pendukung Sub Klaster Shelter bersama sejumlah LSM juga telah menghasilkan produk edukasi bagi warga, tambah Arwin.

Sehingga, lanjutnya, produk yang dinamakan 7 Prinsip untuk Membangun Rumah Aman, mulai disebarluaskan dalam bentuk poster, selebaran serta video. Diharapkan melalui prinsip-prinsip yang diiberikan, masyarakat dapat membangun kemball rumahnya lebih aman dari bencana.

“Tugas kami masih belum selesai, bersama dengan anggota sub klaster shelter sedang merumuskan opsi-opsi dan strategi yang bisa disediakan untuk masyarakat dalanm membangun kembali rumah mereka.

Dengan strategi ini, harapannya adalah untuk melibatkan warga terdampak dalam proses pemulihan dan membantu mereka dalam menentukan paket bantuan sesuai dengan karakteristik tiap warga terdampak,

khususnya untuk para kelompok rentan Karena, prinsip pemulihan mandiri adalah yang palingg efektif Oleh karena itu slogan dari event ini adalah #1TahunPadagimoBangkit #ShelterAdalah Proses ShelterBukanProduk dapat menyadarkan dan memampukan kita semua mendukung upaya masyarakatmelakukan pemulihan,” tuturnya. ***

Reporter: Yohanes Clemens

Berita terkait