Turunkan Angka Stunting Parimo, Ratusan Peserta Ikuti Sosialisasi Pendidikan Keluarga 1000

  • Whatsapp
banner 728x90

Sebanyak 400 orang peserta mengikuti sosialisasi pendidikan keluarga 1000 HPK terkait penurunan stunting di Kabupaten Parigi Moutong Sulawesi Tengah, yang dihelat Dinas pendidikan dan kebudayaan (Disdikbud).

“Parimo menjadi salah satu daerah sasaran program nasional stunting yang dimulai pada tahun 2018,” sambutan Sekretaris daerah (Sekda) Parimo, H. Ardi, di ruang rapat lantai II Kantor Bupati Parimo, Rabu, 20 November 2019.

Ia melanjutkan, bahkan program pencegahan stunting telah menjadi program prioritas nasional sejak tahun 2017. Upaya program ini melalui intervensi percepatan pencegahan angka stunting terintegrasi.

Ada dua kabupaten di provinsi Sulawesi Tengah yang menjadi sasaran program HPK stunting kata dia, yaitu kabupaten Banggai dan Parigi Moutong Sulawesi Tengah.

“Program stunting di Parimo untuk mewujudkan Kabupaten Parimo menjadi terdepan di Sulawesi Tengah. Maka, ketika program nasional ini ada, Pemda Parimo yang mengambil program ini selain kabupaten kabupaten yang ada di Provinsi Sulawesi tengah,” terangnya.

1000 HPK lanjut dia, merupakan masa penting yang berpengaruh pada perkembangan anak secara keseluruhan dihitung dari sejak anak berada dalam kandungan hingga berusia dua tahun.

Sehingga, dibutuhkan pendidikan keluarga yang baik sebab keluarga merupakan untuk terkecil dalam masyarakat. Sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang pendidikan keluarga yang sehat.

Sementara itu, Kepala Disdikbud Parimo, Adruddin Nur mengatakan sumbangan program pendidikan keluarga pada 1000 hari pertama kehidupan merupakan pencegahan dan penanggulangan stunting yang paling efektif untuk dapat mengurangi kondisi stunting pada anak.

“Stunting merupakan masalah gizi kronis yang disebabkan kurangnya asupan gizi pada anak sejak mulai dari kandungan,” jelasnya.

Program ini lanjut dia, menitikberatkan pada pentingnya kerjasama antara pemerintah pusat, daerah, desa atau kelurahan serta masyarakat dalam mengentaskan stunting.

Kegiatan ini kata dia, memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan kepada orang tua untuk perawatan dan pengasuhan yang berkualitas terhadap tumbuh kembang anak.

“Harapannya, bisa memberikan manfaat dan keterampilan kepada orangtua untuk perawatan dan pengasuhan yang berkualitas terhadap tumbuh kembang anak,” terangnya.

Sosialisasi ini juga bertujuan untuk meningkatkan komitmen Pemda dan pemangku kepentingan dalam mengoptimalisasikan kerjasama antara kecamatan dan desa dalam pelaksanaan pembangunan pada anak dan meningkatkan kualitas hidup keluarga yang berimbas pada peningkatan pendidikan dan kualitas hidup generasi berikutnya.

“Orang tua diharapkan memahami asupan gizi dan aktivitas yang dibutuhkan anak saat enam hari pertumbuhan dan perkembangan anak sejak dalam kandungan,” pungkasnya.***

Sumber: Gemasulawesi

Berita terkait