Palu, – Berbagai upaya terus dilakukan oleh Rektor Universitas Tadulako (Untad) Prof Dr Ir H Mahfudz MP. Upaya tersebut dilakukan bagi mahasiswa yang terancam Drop Out (DO), salah satunya melalui kebijakan khusus terhadap mahasiswa yang terancam DO.
“Kalau mahasiswa tinggal mau skripsi harus didorong dan dibantu agar bisa selesai,” ungkap Prof Mahfufz, Rabu (08/01).
Dia mengungkapkan saat ini masih terdapat sejumlah mahasiswa angkatan 2013 yang terancam DO. Rektor menegaskan hal serupa tidak boleh terulang lagi untuk mahasiswa angkatan 2014.
Itu karena mulai tahun ini Untad tidak akan memberikan perpanjangan masa studi bagi mahasiswa. Olehnya Rektor berharap pihak fakultas menseriusi penanganan mahasiswa yang memasuki batas akhir studi.
“Kita berusaha untuk tahun 2020 tidak ada lagi surat edaran memberikan kesempatan penambahan masa studi,” ucap Prof Mahfudz.
Sebelumnya, Prof Mahfudz telah meminta jajaran dekan di lingkungan Universitas Tadulako (Untad) menciptakan program yang bisa mempercepat masa studi mahasiswa.
“Saya memohon kepada bapak-bapak dekan dan seluruh anggota Senat untuk membuat semacam program percepatan penyelesaian studi. Saya berharap dalam tahun ini ada workshop yang khusus kita bicarakan bersama.
Insyaallah, kalau kita melakukan workshop akan ada yang dihasilkan dan memberikan manfaat bagi penyelesaian studi anak-anak kita,” jelas Prof Mahfudz saat pengukuhan wisudawan angkatan 99 Untad di Palu, belum lama ini.
Dia membeberkan, saat ini mahasiswa Untad menyelesaikan studi dengan jangka waktu 5 tahun lebih masih mencapai 45 persen. Sementara yang bisa menyelesaikan studi kurang dari 4 tahun hanya 6 persen.
“Mohon maaf, saya tidak mau menyalahkan siapa-siapa, ini masalah kita semua. Kita semua yang harus merasa bersalah atas kejadian seperti ini,” lanjutnya.
Rektor juga membeberkan saat ini masih terdapat mahasiswa Untad angkatan 2012 sebanyak 472 orang. Sementara yang memasuki masa studi 7 tahun yakni angkatan 2013 masih terdapat 1.132 orang.
“Kemudian yang angkatan 2014 masih terdapat 2.276 orang,” ungkap Prof Mahfudz.***
Sumber/Reporter: Humas Untad/Yohanes Clemens