Palu,- Puluhan siswa SMA Labschool, Kamis (12/3/20) mendatangi gedung Rektorat Universitas Tadulako (Untad). Kedatangan siswa ini yakni melakukan unjuk rasa di depan gedung Rektorat, akibat tidak terima keputusan yang dikeluarkan rektor Untad Prof Dr Ir H Mahfudz MP, terkait pemberhentian 6 guru mereka.
Selain kasus 6 guru, ada juga kasus lain yang mereka tuntut. Namun terkait kasus 6 guru tersebut, para siswa menggatakan, 6 Guru SMA Labschool dikeluarkan dari sekolah tanpa alasan yang jelas. Padahal, guru tersebut merupakan guru berkualitas di SMA labschool.
Bahkan, saat ditanyai, beberapa siswa mengatakan, kedatangan mereka untuk berunjuk rasa atas hasil kemaun sendiri (Antusias dari kelas masing-masing). “Padahal kami ingin sekali langsung ditemuai Rektor, namun rektor hanya melimpahkan kepada Pusat Pengembangan Usaha (PPU) Untad untuk menemui kami,” ujar beberapa siswa sontak.
Sedangkan, Kepala Sekolah SMA Labschool, Elvina Trisyawaty, menjelaskan, pemberhentian terhadap 6 guru itu memang sesuai dengan penilaian kinerja oleh Kepala Sekolah ditahun 2019. “Secara prosedural, memang secara itu aturanya, yakni, kepala sekolah memberikan penilaian kinerja kepada gurunya,” jelas Elvina.
Dan ada beberapa hal yang masuk dalam kriteria, mungkin itu sudah hasil rekapan, hasil perhitungan akhir yang dilakukan oleh pihak PPU, yang merupakan lembaga yang membawahi SMA Lebscholl, katanya.
Dan soal isu yang berkembang, terkait isu sara, Kepsek mengatakan, saya rasa itu tidak benar, dan ini murni berdasarkan kinerja mereka. “Didalam kinerja itu, ada administrasi, perizinan, kedisiplinan, dan seterusnya,” pungkasnya. ***
Reporter: Yohanes Clemens