Palu,- Nacapa atau dalam dialek bahasa Kailinya berarti kurang berhati-hati atau mengabaikan. Begitu kira-kira yang terjadi di Kota Palu saat ini. Bagaimana tidak, enam belas orang kembali positif wabah dari Wuhan tersebut.
Padahal, ibukota Provinsi Sulteng saat ini lepas landas menuju zero Covid 19. Atau new normal. Setelah sebelumnya tersisa satu pasien terkonfirmasi virus Korona yang dirawat di RS. Madani Palu.
Mengapa bisa terjadi? Dikutip dari pemberitaan media ini kemarin, Juru bicara penanganan Covid 19 Sulteng Dr Jumartini menyebut bahwa hasil Swab Test keluar tadi pagi dan disampaikan ke beberapa rumah sakit. Termasuk ke Rumah Sakit Umum Anutapura Palu, RSU Undata dan Madani.
Dari hasil Swab test tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. Pertama; adalah rombongan mantan pejabat TNI yang baru saja serah terima jabatan di Kota Manado yaitu Kodam Merdeka Sulawesi Utara. Dugaannya terpapar dari Kota Manado. Rombongan itu diketahui hasil Swab Test Minggu pagi ini.
Kedua; adalah pejabat negara Bawaslu Pusat beserta keluarga. Termasuk staf ahli dan staf yang bekerja di lembaga itu. Salah satunya sempat mudik ke Desa Tada Kabupaten Parigi Moutong.
Ketiga; anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tengah yang akan keluar Palu. Hasil Swab positif dan kini belum diketahui tinggal dimana. Anggota DPRD Sulteng itu Dapil Morowali dan terakhir turun ke Dapilnya.
Berdasarkan fakta tersebut, bisa disimpulkan bahwa penyebaran Covid 19, bukan melalui transmisi lokal. Masihkah kita mengabaikan social distancing? Padahal kurva Covid 19 di Indonesia belum mengalami penurunan. Bahkan untuk wilayah Sulteng sendiri mengalami peningkatan.
Jika ditarik dari benang merah kasus penyebaran virus Korona, mayoritasnya dibawa oleh warga yang usai berkunjung dari daerah lain. Dalam hal ini, penulis tidak bermaksud menyudutkan para pejabat atau orang berduit.
Namun, siklus rantai penyebaran Covid 19, berawal dari mereka. Sementara, masyatakat kecil lainya yang saban hari banting tulang mengais rezeki agar dapur mereka tetap mengepul, dicecoki dengan imbauan stay home atau di rumah saja.
Bara Nagula ! Sekelumit ungkapan bernada sumbang khas Kota Palu tersebut, terkadang “nyerocos” dari mulut maupun goresan kalimat di media sosial. Hal itu merupakan ungkapan kekecewaan. Bahkan boleh dikata, umpatan secara halus terhadap ketimpangan yang terjadi.
Edisi sebelumnya, penulis pernah mengkhawatirkan bakal terjadinya bom waktu atau ledakan Covid 19 di Kota Palu. Namun itu hanya berdasarkan asumsi saja. Semoga pemerintah daerah tetap memperketat penjagaan akses jalur darat, laut maupun udara. Sehingga bisa memutus rantai penyebaran Covid 19.
Bagi para pejabat maupun mereka yang berkantung tebal. Meskipun mampu maupun digratiskan untuk mendapatkan surat keterangan sehat swab PCR untuk ke luar daerah. Kalau sifatnya tidak krusial atau hanya sebatas ceremonial saja, di rumah jo. Dari pada pulangnya babawa itu virus untuk komiu pe keluarga dan warga Kota Palu. ***
Reporter: Firmansyah Lawawi