Hidayat Paparkan Strategi Berantas Kemiskinan, Cudy: Itu Jawaban Normatif

  • Whatsapp
banner 728x90

Palu,- Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sulawesi Tengah (Sulteng) kembali menggelar debat publik kedua dengan tema meningkatkan kesejahteraan dan pelayanan publik kepada masyarakat yang digelar di Swiss-Belhotel Kota Palu dan disiarkan langsung oleh Metro TV dan radio RRI, Sabtu (14/11/2020).

Dalam salah satu sesi debat, Paslon urut 01 Hidayat Lamakarate dan Bartholomeus Tandigala diminta untuk menjawab pertanyaan moderator mengenai strategi penurunan kemiskinan di Sulteng yang saat ini berada pada posisi 26 dari 34 Provinsi di Indonesia.

Hidayat mengatakan, untuk mengatasi masalah itu, ia akan memastikan bahwa masyarakat Sulteng yang belum memiliki pekerjaan dan belum berpenghasilan nantinya akan difasilitasi dengan program 100 ribu lapangan kerja jika telah terpilih.

“Ini untuk memastikan jika mereka sudah mendapat ruang dan kesempatan bekerja. Tentunya ini akan membantu menurunkan angka kemiskinan di Sulteng,” ujarnya.

Kemudian selanjutnya, di pedesaan, kata Hidayat, data statistik menunjukkan 43 persen masyarakat di Sulteng tinggal di sektor perkebunan, pertanian, dan kelautan. Kesulitan terbesar tiga sektor ini adalah aktivitas produksinya yang tidak sesuai dengan harga dipasaran.

“Pada saat proses panen harganya turun, hal ini yang membuat masyarakat menjadi kesulitan, karena ketika produksinya melimpah harga komoditinya menjadi turun. Insyaallah jika terpilih kami akan melakukan jaminan kepastian harga kepada masyarakat di tiga sektor ini,” lanjutnya.

Sementara, saat diberi kesempatan menanggapi jawaban tersebut, Paslon urut 02 Rusdy Mastura dan Ma’mun Amir mengatakan hal-hal yang disampaikan Paslon 01 tersebut adalah jawaban umum dan normatif.

“Itu saya kira jawaban yang normatif, mengenai sektor pertanian saat ini masalahnya ada pada subsidi yang tidak tepat sasaran. 4 karung subsidi yang sampai ke petani hanya 1 karung. Kemudian, masalah lain adalah nilai tukar petani di Sulteng hanya 91,3 persen, belum bisa mencapai 100 persen. Sehingga, mereka selalu berhutang ke rentenir,” sanggah Rusdy.

Rusdy kemudian memberikan solusi jika terpilih nantinya, para petani di Sulteng harus menanam serentak agar peningkatan 30 persen dari hasil panennya. Sehingga, nilai tukar petani bisa diatas 100 persen.

“Ini salah satu strategi yang bisa membuat masyarakat (Petani) lebih sejahtera kedepannya,” tegasnya.***

Reporter: Indra Setiawan

Berita terkait