Resesi Ekonomi: Sulbar, Provinsi Paling Merana di Indonesia Timur

  • Whatsapp

Sulbar,- Secara spasial, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diterbitkan pada tanggal 05 November 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan III-2020 (y-on-y) mengalami kontraksi sebesar 3,49 persen.

Kontraksi tersebut terjadi di seluruh pulau di Indonesia. Adapun kontraksi tertinggi terjadi di wilayah Bali dan Nusa Tenggara sebesar 6,80 persen, diikuti oleh pulau Jawa sebesar 4,00 persen.

Sementara, struktur perekonomian triwulan III-2020 secara spasial didominasi oleh Pulau Jawa sebesar 58,88 persen, diikuti Pulau Sumatra sebesar 21,53 persen dan pulau-pulau lainnya masing-masing kurang dari 10 persen.

Di wilayah Indonesia Timur sendiri, yakni se-Sulampua (Sulawesi, Maluku, Papua) triwulan III-2020 dibandingkan triwulan III-2019 (yon-y) juga mengalami kontraksi, kecuali pada Provinsi Maluku Utara dan Provinsi Sulawesi Tengah. Pertumbuhan tertinggi terjadi di Provinsi Maluku Utara sebesar 6,66 persen dan terendah di Provinsi Sulawesi Barat yang mengalami kontraksi sebesar (-) 5,26 persen dibawah rata-rata kontraksi Nasional (-) 3,49 persen.

Secara nasional, Provinsi Sulawesi Barat menduduki posisi keempat, setelah yang paling terpuruk adalah Provinsi Bali yang mengalami kontraksi (-) 12, 28 persen, kedua Provinsi Kepulauan Riau (-) 5,81 persen dan ketiga Provinsi Banten (-) 5,77 persen.

Sulawesi Barat menjadi Provinsi dengan Pertumbuhan Ekonomi terendah se-Sulampua

BPS menyebutkan, ekonomi Sulawesi Barat triwulan III-2020 jika dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2019 (y-on-y) mengalami kontraksi sebesar 5,26 persen. Menurut lapangan usaha, kontraksi tertinggi terjadi pada lapangan usaha Konstruksi sebesar 16,66 persen. Adapun dari sisi pengeluaran, kontraksi tertinggi terjadi pada komponen Impor sebesar 16,89 persen.

Namun, secara q-to-q Sulawesi Barat mengalami pertumbuhan sebesar 1,14 persen. Secara kumulatif (triwulan I-III) 2020 jika dibandingkan dengan kondisi yang sama tahun 2019 (c-to-c), ekonomi Sulawesi Barat terkontraksi hingga 0,56 persen.

Reportase: Indra Setiawan
Sumber: BPS

Berita terkait