PALU,- Kasus kekerasan seksual pada anak memang rawan terjadi. Untuk sepanjang tahun 2020 saja, data Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak (DP2A) mencatat di Kota Palu terdapat 26 kasus.
Plt Kabid Perlindungan Hak Perempuan dan Perlindungan Khusus Anak, Nunung Kusdila mengatakan, kasus pencabulan dan kekerasan pada anak di Kota Palu sepanjang 2020 sangat marak, yang memprihatinkan adalah pelakunya justru adalah orang terdekat dan masih memiliki hubungan keluarga.
Ia menyebutkan, kasus pelecehan terdapat 26 kasus, 10 kasus pencabulan anak (Pelaku Dewasa) dan 16 kasus pencabulan pada anak dengan pelaku juga masih dibawah umur.
“Terkadang hal itu justru dilakukan oleh orang-orang terdekat atau orang yang masih memiliki hubungan kekerabatan terhadap korban dan keluarga korban biasanya,” ujarnya, Senin (22/02/2021).
Sementara untuk kasus kekerasan pada anak, sebut Nunung, sebanyak 40 kasus dimana pelaku penganiayaan cenderung dilakukan oleh orang lain.
Kemudian ia juga menjelaskan, bahwa peran orang tua sangatlah penting untuk menghindari anak-anak dari kasus kejahatan pola asuh dan juga menjalin komunikasi yang baik kepada anak sangat berpengaruh dalam melindungi anak dari hal-hal kejahatan yang selalu mangintai anak.
“Sebenarnya orang tua adalah pelindung terbesar untuk anak karena memang anak cenderung punya kedekatan yg baik kepada orang tuanya, harus punya komunikasi yang baik juga kepada anak agar anak biasa terbuka kepada orang tuanya. Belajar untuk menerima dan mendegarkan keluhan anak,” ungkapnya.
Nunung mengatakan, ada banyak korban anak yang tidak berani mengatakan kepada orang tuanya jika dirinya telah dilecehkan atau dicabuli, dengan alasan takut mengatakan hal tersebut kepada orang tuanya. Sehingga, kejahatan tersebut akan terus diulang oleh pelaku kepada si korban.
Untuk itu ia berpesan kepada seluruh orang tua untuk penting memberikan edukasi yang baik untuk anak soal Sekskologi dan juga sangat penting untuk membangun dan menjalin komunikasi yang baik kepada anak, serta menjadi pendengar yang baik untuk anak-anak.***
Reporter: Windy Kartika