Palu,- Lambatnya progres pembangunan Hunian Tetap (Huntap) bagi penyintas bencana alam Kota Palu, disebabkan beberapa hal. Diantaranya selisih paham antara masyarakat sehingga proses tender pengerjaanya belum terlaksana.
Hal ini diungkapkan anggota Pansus rehabilitasi dan rekonstruksi DPRD Palu, Muslimun, Sabtu (06/02/2021) kepada kailipost.com.
“Dari hasil dengar pendapat dengan pihak terkait, terungkap kendala pembangunan Huntap karena pematangan lahan. Seperti di Talise valangguni masih ada selisih paham dengan masyarakat lokal, sehingga proses tender belum dilakukan. Ya memang progres pembangunan Huntap lambat. Karena ada kendala di lapangan,” ungkapnya.
Sebisa mungkin sebut Muslimun, dalam melakukan tender oleh PUPR, perusahaan yang mengerjakan Huntap, secara kredebilitas baik dan tidak bermasalah.
“Karena Huntap dibangun oleh pihak Buddha Tzu Chi, beberapa kontraktornya lari. Sehingga pengerjaanya dilakukan oleh kontraktor lainnya,” tandasnya.
Menurutnya, jumlah Huntap yang akan dibangun di Kelurahan Tondo sebanyak 1000 unit. Sementara di Kelurahan Talise sekurangnya 700 unit Huntap.
Selain itu, politisi Partai Nasdem itu juga berharap agar pemerintah segera menentukan warga penyintas yang berhak menempati Huntap Kelurahan Duyu. Namun untuk Huntap Duyu sendiri, perlu direalisasikan dan diperhatikan pengadaan sarana air bersih. Dengan pola sumur dalam untuk antisipasi tahap awal, pembuatan drainase, dan insfrastruktur penunjang lainnya.
Olehnya, dia berharap agar wilayah yang tidak bermasalah, disegerakan pembangunan Huntap. Kalaupun ada prosedur maka baiknya jangan lagi di tunda-tunda.
“Jadi Pansus berharap lahan yang sudah clear, jangan lagi dibiarkan berlama-lama. Segerakan ditender. Karena prosesnya butuh cepat dimana nasib penyintas masih terkatung-katung,” pungkasnya.
Dari pemberitaan media ini sebelumnya, tanggal 21 Januari 2021, ketua panitia khusus (Pansus) rehabilitasi dan rekontruksi DPRD Palu, Mohamad Syarif menjelaskan bahwa progres pembangunan Huntap di Kota Palu, baru mencapai 30 persen atau 2000 unit Huntap. Sementara kebutuhan Huntap bagi penyintas sekurangnya 5000 unit.***
Reporter: Firmansyah Lawawi