Jakarta,- Diperkirakan sudah beberapa pekan ini kondisi kelistrikan Kabupaten Morowali Provinsi Sulawesi Tengah sangat memprihatinkan. Pemandangan ini paradok dengan posisi Morowali yang kini dijuluki ‘bintang dunia’ karena potensi sumber daya nikel dan lainnya. Bahkan sesuai data, 50 persen suplay nikel di Indonesia dipasok dari kabupaten petro dollar ini.
Kondisi byar pet listrik di kabupaten yang ada industri nikel dengan investasi sebesar IMIP dan lainnya mendorong anggota DPR RI Fraksi Demokrat, Anwar Hafid melontarkan kritik. Kepada kailipost.com, ia mengirim surat elektronik yang bernada sindiran.
‘’Bintang Dunia yang masih Gelap gulita’’ Anwar memberikan judul tulisannya. Berikut tulisan Ketua DPD Partai Demokrat Sulteng itu ‘’Saya sungguh bersedih, kabupaten morowali yang kini berjuluk sebagai ‘bintang dunia’ karena menjadi pemasok bahan bakar bagi rencana-rencana besar untuk pabrik baterai bagi bahan bakar mobil listrik, kenderaan listrik, seluruh dunia justru sedang dalam masa-masa prihatin. Ketika warga yang berkontribusi bagi Indonesia bahkan asia dan dunia, justru mengalami padam listrik terus menerus. Pemerintah pusat, PLN mesti segera memperhatikan hal ini, kita tentu tidak ingin bintang dunia yang harusnya menjadi pembagi terang justru gelap gulita.’’
Baginya, sangat paradok di sisi lain Morowali akan membangun pabrik baterai untuk mobil listrik. Di sisi lain, kondisi dan situasi masyarakatnya saat ini kekurangan pasokan listrik hingga ‘mati – hidup’ Menurutnya, strategi model pembangunan ada yang salah, atau tidak tepat.
Sejatinya, kata Anwar proses pembangunan sebuah wilayah harus terlebih dahulu dinikmati masyarakat sekitar dan wilayah penyangga lainnya. ‘’Kan lucu saja akan ada pabrik baterai untuk mobil listrik tapi masyarakat Morowali tak dapat menikmati listrik saat ini. Siapa pun pasti akan tertawa menyaksikan fakta yang bukan lawakan. Miris sekali saya mendengar laporan masyarakat di sana,’’ terangnya terpisah.
AH juga meminta Pemkab dan Pemprov tidak bisa lepas tangan bahwa itu bukan tanggung jawab dan menyerahkan ke PLN. ‘’Belajar dari Palu atau Sigi pemkabnya. Kan bisa ketemu PLN Pusat dan dengan investor lainnya yang ada di Morowali. Jadi nga bisa mengatakan itu urusan PLN. Warga masyarakat tidak paham tehnis begitu,’’ sarannya.
AH berjanji akan membantu melobi PLN bersama – sama Pemkab dan Pemprov bila memang ada niatan akan berjuang di pusat. Ia pun menceritakan sukses storinya bagaimana PLN hingga masuk Morowali kala itu. ‘’Saya mengadu ke Pak JK (Jusuf Kalla) saat Wapres dulu dan ke PLN. Kita buat Muktamar Al Khaeraat saat itu,’’ ujarnya. ***
reportase : andono wibisono